Setelah Isra` Mi`raj, Shalat Subuh yang Pertama Dilakukan Rasul

by
Pengajian umum di Masjid Al Azhar hari ini (3/4). Foto : Eveline

Wartapilihan.com, Jakarta – Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam mengalami kesedihan demi kesedihan sebelum Isra` Mi`raj yaitu kehilangan orang-orang yang dicintainya, seperti kehilangan Khadijah binti Khuwailid sang istri dan Abu Thalib sang paman.

Abu Thalib yang selalu membantunya dan kemudian meninggal dunia membuat Rasul Muhammad merasa kehilangan. Tak lama kemudian, Khadijah sang istri juga dipanggil kehadirat-Nya. Sebagian ahli sejarah menganggap tahun yang dialami Nabi ini disebut tahun kesedihan (a’amul huzni).

Meskipun Rasulullah sudah menikah dengan Saudah dan juga Aisyah, Rasul selalu mengenang Khadijah dengan mengatakan bahwa kedudukannya tak tergantikan di hatinya.

“Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkariku. Dia membenarkanku ketika orang-orang  mendustakanku. Dia menyokongku dengan hartanya ketika orang-orang memboikotku. Dan Allah mengaruniakan anak bagiku dari (rahim)-nya. Padahal dengan (istri-istriku) yang lain, aku tak mendapatkannya.”(HR. Ahmad; hadits shahih). Hadits ini pernah membuat Aisyah menjadi cemburu kepada Khadijah.

Setelah meninggalnya Khadijah dan Abu Thalib, penduduk Mekah yang kafir pun berani mengganggunya setelah kepergian Abu Thalib yang biasanya selalu melindunginya. Rupanya, Allah sedang menguji apakah imannya akan turun apabila kedua orang yang dikasihinya pergi meninggalkannya. Momen ini berdekatan dengan Isra’ Mi’raj.

“Kondisi iman Rasulullah SAW rupanya tidak menurun dengan adanya ujian ini, ia melejit pada momen Isra’ Mi’raj,” ujar ustadz Shofwan Jauhari di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan siang ini (3/4).

Semenjak Isra’ Mi’raj, shalat menjadi ibadah yang wajib dilakukan lima kali sehari. Shalat subuh ialah shalat yang diperintahkan pertama kalinya kepada Nabi besar Muhammad SAW. Hal itu terjadi karena peristiwa Isra Mi’raj terjadi pada malam hari. Rasul baru kembali pada saat waktu subuh tiba.

“Ajang pembuktian keimanan membuat kita terus yakin dan beriman kepada Allah seperti imannya Rasulullah yang tidak redup meski ditinggalkan oleh Khadijah,”

“Mudah-mudahan Allah menggolongkan kita menjadi orang-orang yang dicintai Allah,” harapnya menutup tausiyahnya. |

Reporter: Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *