Wartapilihan.com – Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menyatakan bahwa dirinya dilarang ceramah di kampus Universitas Gajah Mada. “Ya saya dilarang ceramah di kampus UGM. Padahal biasanya tiap Ramadhan saya ceramah di sana,”terang Ustadz Ismail kepada Warta Pilihan beberapa hari lalu.
Ismail mengaku heran dengan kebijakan rektorat itu. Karena dirinya dulu adalah aktivis Jamaah Shalahuddin UGM. “Saya tidak tahu alasannya. Karena kalau dikaitkan dengan HTI, HTI kan belum dilarang. Pelarangan itu kan harus lewat pengadilan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang,”jelasnya.
Karena itu Ustadz Ismail menyesalkan adanya telegram Menteri Dalam Negeri yang dikirim ke daerah-daerah yang melarang segala bentuk kegiatan dan aktivitas HTI di segala wilayah Republik Indonesia. “Pelarangan yang tertuang di dalam telegram ini menyalahi ketentuan yang ada. HTI masih organisasi berstatus legal,” kata Ismail. Kini Ismail sedang menyiapkan Tim Pembela HTI yang diketuai Yusril Ihza Mahendra, yang beranggotakan 1000 pengacara.
Selain Ustadz Ismail Yusanto, Ketua GNPF MUI Ustadz Bachtiar Natsir juga dilarang ceramah di salah satu Universitas Islam Negeri (UIN). “Kampus kok kayak begini. Padahal yang datang ini warga negara Indonesia. Kok kita warga Indonesia dilarang,” katanya dihadapan ribuan jamaah Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Ahad (28/5).
Pasca dirinya menjadi ketua GNPF MUI (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia), muncul upaya-upaya untuk menghentikan dakwahnya di beberapa tempat. “Saya beberapa kali harusnya ceramah di UI, rektornya tetap nggak mengizinkan, ketakutan.”
Ustadz Bachtiar mengaku bahwa yang melarang dirinya ceramah di kampus UIN adalah Menteri Agama, sebagaimana dikutip panjimas.com. “Ketika saya dilarang untuk bicara di Universitas Negeri (UIN), saya ketemu salah satu rektor UIN di daerah lain. Lalu diperlihatkan whatsapp nya, yang melarang saya ternyata Menteri Agama. Karena ada grupnya. Ya wajarlah partai berlambangnya Ka’bah ini isinya Naga. Inilah kalau Islam cuma cashing, tapi di dalamnya cacing,” ungkapnya. ||
Redaksi : Izzadina