Hutang Budi Jokowi ke Luhut Panjaitan

by

Jokowi dan timnya saat ini sedang mencari calon wakil presiden yang tepat agar terus menjabat sebagai presiden. Mereka menginginkan sosok yang seperti Jusuf Kalla. Tahun 2014 banyak umat Islam terkecoh dan akhirnya memilih Jokowi. Luhut berperanan besar dalam hal ini.

Wartapilihan.com – Ketika Jokowi menjadi presiden, Luhut langsung menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan RI ( 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015). Ia kemudian berganti menjadi Menkoplhukam dan akhirnya menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman.

Bacalah berita dari RMOL tertanggal 30 Maret 2014 ini : (http://www.rmol.co/read/2014/03/30/149243/Jokowi-Sudah-Lama-Bekerjasama-dengan-Luhut-Panjaitan-) :

Tak lama setelah Joko Widodo (Jokowi) mendeklarasikan diri sebagai calon presiden pada Pemilu 2014 dari PDIP, Letjend TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan menyatakan dukungannya. Sikap Luhut ini membuat petinggi Golkar termasuk sang ketua umum, Aburizal Bakrie (Ical), marah

Selain karena menjabat Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, kemarahan juga dipicu karena Luhut telah ditunjuk Ical sebagai ketua tim sukses pencapresannya.

Keputusan Luhut mendukung pencapresan Jokowi bagi sebagian kalangan tidak mengagetkan. Sebab faktanya, keduanya sudah menjalin hubungan sejak lama.

Informasi yang diperoleh dari salah seorang elit politik, hubungan Jokowi dan Luhut terjalin sejak Jokowi memimpin Solo. Saat itu PT Rakabu Sejahtera, perusahaan perseorangan milik Jokowi yang bergerak di bidang furniture, menjalin kerjasama bisnis dengan PT Toba Sejahtera milik Luhut.

Dari data hasil audit Verifikasi Legalitas Kayu PT Rakabu Sejahtera yang dipublis Kementerian Kehutanan, PT Rakabu Sejahtera mengantongi ijin usaha industri pengolahan dan eksportir produksi olahan primer hasil hutan kayu. Sesuai ijin industrinya, PT Rakabu Sejahtera tergolong industri primer penggergajian kayu dan industri lanjutan (mebel dan wood working).

Jajaran direksi PT Rakabu Sejahtera diisi ipar Jokowi, komisaris utama dijabat Agus Widjoyo, adapun posisi komisaris dijabat anaknya Jokowi.

Selama ini Luhut dikenal pengusaha pertambangan. Terlepas dari itu, fakta mengenai hubungan Luhut dan Jokowi yang sudah terjalin lama membuat sebagian kalangan tak kaget dengan keputusan Luhut yang melipir dari Ical dan mendukung pencapresan Jokowi.

ooo

Jadi hubungan Luhut dan Jokowi terjadi sejak Jokowi menjabat sebagai Wali Kota di Solo. Luhut diduga kuat yang membawa Jokowi ke Jakarta. Sehingga ia bentrok dengan Abu Rizal Bakrie, di Golkar. Sehingga saat itu gerbong Luhut di Golkar mendukung Jokowi, sedangkan gerbong Abu Rizal mendukung Prabowo.

Maka jangan heran di kabinet Jokowi, Luhut memegang posisi kunci. Mantan Danjen Kopassus ini yang ’mengarahkan Jokowi’ dalam banyak hal. Lihatlah ketika Jokowi menjadi presiden, Luhut memegang posisi yang sangat penting yaitu Kepala Staf Kepresidenan, sebuah ‘posisi strategis yang membawahi’ semua menteri.

Posisi ini juga bisa dilihat ketika Rizal Ramli membatalkan reklamasi Pantai Utara Jakarta yang diprogram oleh Ahok. Amien Rais menyebut reklamasi pantai Utara Jakarta yang diprogram Ahok itu adalah lebensraum untuk orang-orang Cina.

Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa Lebensraum  (bahasa Jerman: “habitat” atau secara harfiah “ruang hidup“) adalah salah satu tujuan politik genosidal utama Adolf Hitler, serta sebuah komponen penting dalam ideologi Nazi. Lebensraum berperan sebagai motivasi kebijakan ekspansionis Jerman Naziyang bertujuan memberikan ruang tambahan untuk pertumbuhan penduduk Jerman demi terciptanya Jerman Raya. Dalam buku Mein Kampf, Hitler menceritakan keyakinannya bahwa rakyat Jerman membutuhkan Lebensraum (“ruang hidup”, berarti tanah dan bahan mentah), dan ruang tersebut harus didirikan di Eropa Timur.

Maka jangan heran, dengan segera Rizal Ramli dicopot dari jabatannya digantikan Luhut Panjaitan. Dan Luhut bersikokoh mempertahankan reklamasi itu yang akhirnya ‘berantem’ dengan Anies Baswedan.

Penggantian menteri yang aneh juga terjadi pada diri Anies Baswedan. Anies yang berperan besar menggolkan Jokowi tahun 2014, tiba-tiba diganti di tengah jalan. Seperti diketahui, program-program Anies cukup menarik dan menguntungkan pendidikan Islam di masa depan.

Penggantian yang kontroversial juga terjadi pada Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. Gobel diganti Thomas Lembong (Agustus 2015) setelah mengeluarkan aturan yang ketat tentang penjualan minuman beralkohol.  (Baca https://ekonomi.inilah.com/read/detail/2240373/ini-bedanya-mendag-rahmat-gobel-dan-tom-lembong).

Dan kebijakan yang paling kacau adalah mengundang IMF dan Bank Dunia melakukan konferensi pada Oktober 2018 ini. Pertemuan dua lembaga besar itu diketuai oleh Luhut Panjaitan.

Seperti diketahui bahwa IMF dan Bank Dunia ini telah banyak membuat sengsara negara-negara di dunia. Termasuk di Indonesia (selama 20 tahun). Mengapa Luhut mengundang atau memberikan fasilitas kepada mereka? (Baca : https://www.jawapos.com/nasional/politik/27/02/2018/fadli-zon-imf-itu-biang-kerok)

000

Kini tim Jokowi lagi menggodok cawapres untuk Jokowi. Muncul nama-nama Din Syamsuddin, TGB, Muhaimin Iskandar dan lain-lain. Mungkinkah umat akan memilih Jokowi lagi? Tidakkan umat sadar bahwa Jusuf Kalla yang merupakan wakil presiden tidak bisa banyak berbuat ketika Jokowi mengganti kabinet, menggandeng Ahok, mengundang IMF dan Bank Dunia, memenjarakan Jonru dan Alfian Tanjung, membubarkan ormas Islam dan lain-lain.

Maka jangan heran, karena Jokowi banyak disetir Luhut, Fadli Zon mengkritik keras Jokowi. “Presiden plonga plongo,” kata Fadli. Lulusan universitas Inggris bergengsi ini (London School of Economis), mendukung penuh Ratna Sarumpaet ketika ia berdebat keras dengan Luhut Panjaitan di Danau Toba.

Ya memang Jokowi tidak banyak pengalaman dalam dunia politik, ekonomi makro dan militer. Sehingga Jusuf Kalla pun jenuh mendampingi Jokowi. Lihatlah bagaimana hari-hari ini Jusuf Kalla memperlihatkan keakrabannya dengan Anies Baswedan di berbagai tempat.

Indonesia butuh presiden yang cakap, memahami peta dunia internasional dan pro terhadap umat Islam yang mayoritas negeri ini.

Mungkinkah pilihannya Prabowo-Anies? Kita tunggu. Semoga 2019 ganti presiden menjadi kenyataan. Wallahu azizun hakim. II

Izzadina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *