Heboh Pemilihan Rektor IPB (1)

by
Forum Alumni IPB ketika demo tolak Ahok beberapa waktu lalu. Foto : Istimewa

Manuver Debina Himpunan Alumni

Kekompakan IPB dan alumninya dalam proses pemilihan calon rektor  sempat dinodai manuver segelintir orang atas nama Dewan Pembina Himpunan Alumni.

Wartapilihan.com, Bogor –Seperti telah diperkirakan banyak orang, Prof Yonny Koesmaryono terus melaju dalam prosesi pemilihan Calon Rektor IPB (Institut Pertanian Bogor). Ia didampingi dua kandidat lain yaitu Prof Muh Yusram Massijaya dan Dr Arif Satria.

Nama ketiga kandidat diumumkan Majelis Wali Amanat (MWA) IPB pada Senin (09/10) di Gedung Rektorat IPB.

Ketua MWA IPB Prof M A Chozin mengungkapkan, para calon terpilih melalui Rapat Pleno Senat Akademik (SA) yang berlangsung hari itu di lantai 6 gedung Rektorat Andi Hakim Nasoetion. Rapat Pleno SA tersebut berlangsung tertutup dan sangat ketat, diikuti 100 persen anggotanya yakni sebanyak 61 orang.

Prof Yonny Koesmaryono dan kedua rekannya mengeliminasi tiga bakal calon rektor lainnya yakni Prof Hermanto Siregar, Prof Luki Abdullah, dan Dr Agus Purwito.

“MWA sebagai forum pengambil keputusan tertinggi IPB, perguruan tinggi berbadan hukum (PTN-BH) akan memilih dan menetapkan rektor terpilih dari tiga calon rektor yang diajukan oleh SA IPB melalui sidang paripurna,” kata Chozin.

Pengumuman tiga nama calon rektor IPB dihadiri pula Ketua Senat Akademik Prof Tridoyo Kusumastanto, didampingi Wakil Ketua MWA Ahmad Mukhlis Yusuf, dan Sekretaris SA Dr Sudrajat.

Para alumni IPB mendukung proses pemilihan rektor pengganti Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto MSc yang sudah dua periode menjabat. Dengan tagar #KamiBeramaAlmamater, Grup Facebook Ikatan Alumni IPB (IA-IPB) tegas menerima hasil-hasil pemilihan calon rektor.

Pun Himpunan Alumni IPB (HA-IPB). Wadah alumni ‘’pelat merah’’ ini semula mengajukan jago sendiri yakni Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito, Dr Bayu Krisnamurti, dan Dr Rinekso Soekmadi. Mereka menyisihkan dua bakal calon lainnya yakni Prof Dr Damayanti Buchori dan Prof Dr Hermanto Siregar.

Para jagoan HA-IPB terseleksi melalui konvensi dengan sejumlah panelis seperti Prof Dr Rhenald Kasali dan Prof FG Winarno.

Walau kandidat-kandidatnya gagal melaju di bursa pencalonan, HA-IPB tidak ngambek. “HA-IPB sebagai satu-satunya wadah berhimpun alumni yang resmi dan diakui oleh IPB sangat menghormati keputusan Senat Akademik dan mendukung penuh proses pemilihan Rektor yang dilakukan dengan metode scientific justification,” kata Ketua Umum DPP HA-IPB Dr Bambang Hendroyono dalam keterangan pers pada 30 September lalu.

Kekompakan IPB dan alumninya tersebut sempat dinodai manuver Dewan Pembina (Debina) HA-IPB. Mereka menyurati Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir agar seleksi calon rektor IPB ditunda.

“Kami meminta kepada Menristekdikti agar proses pemilihan rektor IPB ditangguhkan,” demikian bunyi surat tertanggal 2 Oktober 2017 yang ditandatangani Ketua Debina HA-IPB Nurcahyo Adi.

Debina HA-IPB berdalih, penundaan perlu dilakukan untuk memastikan proses yang sedang berlangsung mengikuti tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Sebelumnya, pada Jumat (29/9), Debina HA-IPB juga sudah menyurati Ketua Senat Akademik IPB terkait proses pemilihan rektor. Surat berisi keprihatinan atas metodologi proses seleksi dari 24 menjadi 6 bakal calon rektor IPB.

Surat itu diteken Nurcahyo, Iriana Ekasari, Aunur Rofiq, Suwidi Tono, Nurul Almy (Emmy) Hafild, Edhy Aruman, dan Imam Soeseno.

Manuver Debina HA-IPB tersebut mendapat tentangan dari IA-IPB. Menurut Refrinal Putra Darlis, Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni FKH-IPB, kelakuan Debina HA-IPB menyalahi tertib organisasi. Sekretaris Koperasi Minang Syariah ini menjelaskan, kerja Dewan Pembina seharusnya bersifat internal organisasi. ‘’Tidak bisa bersurat keluar organisasi atau membuat pendapat atas nama organisasi kecuali sebagai pribadi,’’ tandas CEO First Insight Indonesia ini.

Putra Darlis yang juga Presiden Direktur PT Global Retail Indonesia juga menunjukkan ketidakprofesionalan administrasi Debina. Misalnya, kop surat Debina yang berbeda dengan kop surat HA-IPB. Surat juga tidak disertai nomor surat, tidak ditandatangani sekretaris, dan bahkan sekadar posisi tanda tangan saja keliru.

‘’Saran saya untuk Dewan Pembina, belajarlah berorganisasi yang benar dan elegan. Jika anda ingin berpolitik, bergabunglah dengan partai politik. Kampus harus dijauhkan dari intrik-intrik politik,’’ pungkas Putra Darlis.

Bowo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *