Gereja Anglikan Jual Tanahnya untuk Komunitas Muslim

by
Imam Faizel Chothia dan Pastor Peter Humphries telah menjadi teman baik. Foto: ABC News/Briana Shepherd

Wartapilihan.com, Perth – Gereja Anglikan di selatan Perth, yang sebelumnya telah membuka pintu bagi jamaah Muslim setempat seminggu sekali, telah menawarkan untuk menjual sebagian tanah untuk dibangun sebuah masjid di sebelahnya.

Pendeta Peter Humphries dari Gereja St Paul di Beaconsfield mengatakan bahwa hal itu merupakan langkah berikutnya dalam perkembangan yang alami, setelah Imam Faizel Chothia kali pertama mengetuk pintu pada lima tahun lalu.

“Ia sedang mencari tempat untuk umat Islam setempat yang memungkinkan dapat mengadakan pertemuan doa,” kata Pendeta Humphries, seperti dikutip ABC News.

“Saya berkata, ‘di sini’. Maksud saya itulah yang kami lakukan di sini, itu adalah tempat yang jelas untuk berdoa.”

Sejak itu, umat Islam setempat diperbolehkan untuk pergi ke St Paul setiap hari Jum’at. Umat Islam dapat menggunakan gedung gereja untuk shalat lima kali sehari.

Imam Faizel kini berusaha untuk mendapatkan dana secara bersama-sama untuk membeli tanah itu.

Tempat itu masih satu daerah dengan gereja yang dimiliki oleh salah satu jemaat gereja. Imam mengatakan, ia berharap tidak hanya sekadar membangun tempat bagi komunitas, tetapi juga ruang bersama tempat segala interaksi bisa berlangsung.

“Kami ingin menjadi tempat seni dan budaya, serta tempat bagi umat Islam untuk berdoa (shalat),” katanya. “Semua yang ingin kita lakukan hanya meniru apa yang telah menjadi bagian dari warisan kita yang sayangnya telah dilupakan karena kita cenderung lebih fokus pada pertempuran dan raja-raja.”

Bagi Imam Faizel, ia akan selamanya berterima kasih bahwa ia telah dibawa ke St Paul.

“Peter terus menginspirasi saya,” kata Imam, “Ia adalah pria yang berpengalaman, pasti lebih mendalam, dan pemikir yang lebih dalam daripada kebanyakan yang saya tahu.”

Ia mengatakan bahwa mereka memiliki banyak kesamaan.

Perkembangan hubungan antara dua pria dan komunitas mereka berjalan tanpa ada hambatan. Secara keseluruhan, mereka mengatakan semua berjalan baik.

“Selalu ada suara minoritas yang memiliki kritik dan kadang-kadang dapat sinis,” kata Imam Faizel.

“Saya tidak harus berpikir itu selalu buruk karena itu baik bahwa tindakan kita dapat dipertanggungjawabkan.”

Pendeta Humphries mengatakan bahwa ia tahu beberapa orang akan menentang idenya, senada dengan tumbuhnya “gerakan konservatif” yang telah menunjukkan hasilnya, seperti Brexit dan pemilihan Donald Trump di AS. |

Reporter: Moedja Azim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *