Dalam Silaturahmi Idul Fitri 2018 hari ini (14/7) di Gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Jakarta, Prabowo berkisah bahwa ia dekat dengan tokoh-tokoh Dewan Dakwah sudah lama. Waktu tinggal di Yordania (1998), Prabowo dijenguk oleh Hartono Mardjono (alm), Ahmad Sumargono (alm), KH Cholil Ridwan dan lain-lain.
Wartapilihan.com, Jakarta – Prabowo juga mengakui bahwa beberapa waktu lalu ia bersama Pak Amien Rais menjenguk HRS (Habib Rizieq Shihab). “Pak Amien ini mentor, guru dan sahabat saya,”kata Mantan Danjen Kopassus ini.
Selain itu, Ketua Umum Gerindra ini juga berterus terang bahwa saat ia menjadi perwira, ia mengunjungi Tokoh Dewan Dakwah, Mohammad Natsir. Padahal saat itu Pak Natsir di persona non grata-kan oleh Pak Harto. Menurutnya, mungkin disitu Pak Harto curiga dengan dirinya.
“Negara kita dalam keadaan sakit,”kata Prabowo saat menyoroti masalah bangsa saat ini. Ia menyatakan bahwa kalau manusia sakit, perlu datang ke dokter dan diperiksa di laboratorium penyakitnya. Tapi, bangsa ini sakit menurutnya tidak mau diperiksa. Elit negeri ini, menurutnya suka menipu rakyat dan menipu diri sendiri. “Elit kita tidak bisa hormati bangsa sendiri.”
“Pendapat saya, negara kita ini sakit, dan elite bangsa bertanggung-jawab atas sakit negeri ini. Saat ini bangsa kita, menurut saya, hatinya beku, hanya memikirkan diri sendiri, serakah, dan bodoh. Jadi sudah serakah, bodoh lagi,” ujarnya..
Prabowo menyatakan bahwa kekayaan bangsa ini terus menerus dicuri, sehingga lima tahun ke depan tambah miskin dan bisa kolaps.
Sementara itu, Amien Rais menceritakan bahwa setelah pemilu pertama 1999, ia berkumpul dengan tokoh-tokoh Islam, yaitu Hamzah Haz (Ketua Umum PPP), Gus Dur (Ketua Umum Nahdhatul Ulama), Akbar Tanjung (Mantan Ketua Umum HMI). Di situ mereka rapat dan berbagi kue politik. Amien Rais sebagai Ketua MPR, Gus Dur sebagai presiden, dan Akbar Tanjung sebagai Ketua DPR. Di situ Amien mengusulkan agar Megawati sebagai Wakil Presiden, sehingga di luar kelompok Islam juga ada yang menjabat.
Amien menyatakan kalau tokoh Islam bersatu, maka akan menang. “Kalau bersatu tidak ada yang mengalahkan kita,” kata mantan Ketua PP Muhammadiyah ini. Ia juga mengharapkan tokoh itu tidak menonjolkan diri sendiri, tapi bergabung dengan teman-teman lain (untuk perjuangan). II
Izzadina