Berbuka dengan Gorengan, Berbahaya?

by
Foto: Sukita.id.

Kebiasaan orang Indonesia, mengawali berbuka dengan memakan gorengan oleh pasal lezat, praktis dan juga murah. Namun ternyata di balik itu ada bahaya mengintai kita.

Wartapilihan.com, Jakarta – Menurut dr. Yusra Firdaus, kandungan lemak dalam minyak yang ada pada gorengan membuat gorengan sulit dicerna, terutama ketika gorengan menjadi makanan pertama yang dimakan setelah puasa.

“Ketika perut kosong setelah puasa seharian, perut harus mencerna lemak yang ada pada gorengan. Tentunya, saluran pencernaan bekerja lebih keras  untuk dapat mencerna lemak tersebut.

Karena sulit untuk dicerna, proses untuk mencerna gorengan akan memakan waktu lama serta dapat mengganggu dan menghambat saluran pencernaan untuk mencerna zat gizi lain,” tutur dr. Yusra, dari laman hellosehat.com, Sabtu, (19/5/2018).

Yusra mengatakan, karena gorengan lama dicerna oleh perut, manusia akan cenderung menambah makan gorengan, sehingga makan secara berlebihan.

“Buka puasa dengan gorengan dapat menimbulakn keluhan yang dirasakan berbeda-beda oleh tiap orang. Jika Anda memiliki saluran pencernaan yang sensitif, gorengan dapat merangsang asam lambung naik yang dapat menyebabkan heartburn (perasaan panas atau terbakar di sekitar perut bagian atas). Kandungan lemak jenuh yang ada pada gorengan dapat mengakibatkan asam lambung naik,” lanjut dia.

Tak hanya itu, kandungan serat yang sedikit pada gorengan dapat menimbulkan sembelit (konstipasi).

“Hal ini dikarenakan terdapat kandungan akrolein pada gorengan yang menyebabkan rasa gatal. Akrolein ini terbentuk pada minyak yang sudah dipakai berkali-kali,” terang dia.

Faktor utama penyebab gorengan tidak sehat, Yusra melanjutkan, sebenarnya terletak pada minyak goreng yang dipakai untuk menggorengnya.

Dampak gorengan pada kesehatan tergantung dari jenis minyak atau lemak yang digunakan untuk menggoreng, cara menggoreng (apakah dengan cara deep fried atau pan fried), sudah berapa kali minyak dipakai untuk menggoreng (semakin sedikit dipakai semakin baik), dan berapa banyak garam yang ditambahkan pada makanan gorengan tersebut.

Gorengan Mengandung Lemak Jahat

Gorengan, di balik nikmatnya ternyata mengandung lemah jahat (lemak trans) bagi tubuh.

“Lemak trans dalam gorengan dapat meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau biasa dikenal dengan lemak jahat, dan menurunkan kadar high-density lipoprotein (HDL) atau lemak baik dalam tubuh.

Lemak jenuh dan lemak trans yang ada pada gorengan dapat menumpuk dan menyebabkan pembentukan plak pada arteri di tubuh. Plak ini dapat menghambat aliran darah dan dapat berkembang menjadi penyebab dari penyakit jantung dan stroke,” tutur Yusra.

Selain penyakit jantung dan stroke, sering makan gorengan juga dapat memicu kanker. Perubahan struktur kimia pada minyak yang digoreng terjadi karena oksidasi, yang juga mengubah struktur zat gizi dalam makanan.

“Makanan kehilangan vitamin dan mineral ketika digoreng, dan berubah menjadi cokelat karena mineral karbon terbakar ketika memasak,”

Kemudian, menggoreng makanan dalam temperatur tinggi juga dapat memicu pembentukan sejumlah karsinogen (zat yang berhubungan dengan kanker), seperti akrilamida (ditemukan pada makanan tinggi karbohidrat yang digoreng, seperti kentang goreng), amina heterosiklik, dan hidrokarbon aromatik polisiklik (zat kimia yang terbentuk ketika daging dimasak dalam temperatur tinggi).

“Seringnya konsumsi makanan yang digoreng dapat memicu sel kanker berkembang dalam tubuh, terutama kanker prostat pada pria,” tegas Yusra.

Maka dari itu, untuk mencegah hal tersebut terjadi, ia menyarankan agar mengontrol konsumsi gorengan.

“Jika ingin makan gorengan, sebaiknya Anda memasaknya sendiri. Gorengan yang beli di luar biasanya menggunakan minyak yang sudah dipakai  berulang kali sehingga dapat memicu pembentukan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh dan kesehatan,” tuturnya.

Selain itu, ia juga menyarankan agar memakan makanan lain yang lebih sehat daripada gorengan.

“Ada baiknya Anda mencoba alternatif makanan lain daripada buka puasa dengan gorengan. Beberapa contoh makanan pembuka yang lebih sehat selain gorengan, seperti kolak, kue manis atau kue basah, berbagai macam buah-buahan, puding, siomay atau dimsum,” pungkasnya.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *