Socrates adalah guru Plato, dan Plato adalah guru Aristoteles yang hidup dalam pemerintahan kota bersistem demokrasi.
Wartapilihan.com, Depok– Namun, ketiga filsuf ini tidak menyukai demokrasi, karena menurut mereka, rakyat secara mayoritas tidak mengerti bagaimana mengurus negara dan kehidupan rakyat.
Menurut mereka rakyat yang umumnya tak terpelajar alias bodoh itu tidak layak menentukan atau mengatur negara, dan juga tidak mungkin mampu mencari solusi dalam persoalan kehidupan rakyat.
Tapi banyak orang yang menulis bahwa demokrasi adalah ciptaan Plato.
Itu jelas merupakan penulisan yang ngawur.
Justeru ketika Socrates dihukum mati dengan cara menenggak racun oleh penguasa demokrasi saat itu, karena Socrates dianggap telah meracuni pikiran anak-anak muda di Athena, maka sempurnalah kebencian Plato dan Aristoteles terhadap demokrasi.
Adapun yang diinginkan oleh Socrates, Plato dan Aristoteles adalah sistem pemerintahan bukanlah demokrasi, tapi aristokrasi, dimana negara yang diatur oleh para filsuf, cendekiawan dan bangsawan yang bijak dan adil.
Jadi siapa pencipta demokrasi kalau bukan ketiga filsuf itu?
Dia adalah Solon di masa Yunani kuno, tapi Cleisthenes-lah yang melaksanakannya di kota Athena pada masa 500 SM.
Sedangkan Socrates dan Plato berserta para muridnya hidup di masa 350 SM.
Cleisthenes-lah yang kemudian disebut bapak demokrasi Athena.
Sedangkan yang dianggap sebagai bapak demokrasi dunia adalah Abraham Lincoln presiden Amerika.
Dialah yang mengatakan bahwa demokrasi adalah pemerintahan ” Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat “.
(Iwan Hasanul Akmal)