Seorang teman berkeluh kesal karena pohon lengkeng yang sudah lama dinanti tak kunjung berbuah. Sudah berbagai cara dilakukan. Baik yang persuasif sampai yang ekstrim. Diamat-amati, ada yang aneh dengan pohon lengkeng ini. Hampir semua duannya punya bercak coklat.
Wartapilihan.com, Depok— Tampaknya tidak ada penyebab yang seragam dengan masalah becak coklat pada daun. Mungkin ada hubungan dengan pencahayaan? Tanaman yang tadinya diluar ruang kemudian dipindah kedalam ruangan, misalnya. Atau yang tadinya dibawah naungan pohon yang lebih besar, sekarang tidak lagi? Tapi ini belum pasti. Ada satu kemungkinan sebab yang serupa. Apa itu? Air
Air adalah air – bukan?
Mari kita melihat perbedaan air yang digunakan pekebun dan air yang digunakan kebanyakan orang di rumah.
Air Pekebun
Sebagian besar pekebun (memproduksi tanaman hias dalam ruangan) memiliki sumur dengan pompa listrik atau diesel. Pompa mengambil air langsung dari tanah.
Berbeda dengan air yang ditemukan di sebagian besar kota, air ini belum diolah oleh instalasi pengolahan air setempat (PDAM). Beberapa pekebun menampung dan “membersihkan” air sebelum menggunakannya pada tanaman mereka. Mereka melakukan ini melalui REVERSE OSMOSIS.
Air dipompa melalui saringan yang cukup baik untuk memungkinkan molekul air lewat, tetapi menghentikan padatan terlarut, seperti garam (pupuk) dan bahan kimia lainnya.
Air “bersih” ini membantu petani menghasilkan tanaman yang memiliki lebih sedikit masalah dengan penyakit dan mereka memiliki dedaunan yang lebih bersih.
Pemilik rumah atau Air Kota
Air keran atau air kota berbeda. Air yang keluar dari keran dapur Anda kemungkinan besar telah diolah. Beberapa tahun yang lalu kota-kota mulai menambahkan klorin dan fluorida ke dalam persediaan air. Fluoride mungkin baik untuk gigi Anda, tetapi banyak tanaman terutama yang indoor, tidak menyukainya.
Lynn Griffith dari A & L Labs menyatakan:
“Fluoridasi air PAM biasanya memiliki 1 ppm (bagian per juta) fluoride, empat kali jumlah yang dianggap aman untuk tanaman sensitif.”
Tapi, jangan menganggap bahwa jika Anda menyirami tanaman Anda dengan air dari dapur, mereka akan mati. Apa hubungannya ini dengan bercak coklat pada tanaman?
Seiring waktu beberapa bahan kimia kecil ini seperti boron dan fluorida menumpuk di daun.
Penumpukan ini menunjukkan dirinya dalam bentuk daun coklat pada tanaman atau ujung terbakar pada Dracaenas, dan tanaman laba-laba. Spathiphyllums – tanaman Peace Lily menunjukkan daun yang terdistorsi atau kuning dengan boron tinggi.
Ada banyak alasan lain penyebab kecoklatan pada tanaman:
• Hama tanaman seperti tungau laba-laba dan hama lainnya
• Terlalu banyak pupuk
• Terlalu banyak air yang menyebabkan busuk akar tanaman
• Air tidak cukup
• Luka bakar bahan kimia
• Penyakit tanaman seperti embun tepung, bercak daun bakteri, dan penyakit jamur.
• Terlalu banyak sinar matahari langsung
• Sirkulasi udara buruk
• Tidak memiliki nutrisi yang cukup (defisiensi kalsium, defisiensi magnesium, defisiensi besi, defisiensi fosfor).
Menggunakan air yang baik pada tanaman Anda adalah cara yang bagus untuk memulai.
Bagaimana Cara Mendapatkan Air Yang Baik di Perkotaan dengan sumber air ledeng?
Cara termudah untuk membantu diri Anda mendapatkan air “baik” atau “lebih baik” untuk tanaman Anda, adalah dengan mengisi wadah dengan air dari keran, dan biarkan selama semalam. Ini akan memungkinkan setidaknya klorin untuk menghilang.
Banyak orang menggunakan air suling karena khawatir bahan kimia yang ditemukan dalam air ledeng.
Bagi pekebun profesional, harus berurusan dengan menggunakan dan memindahkan air setiap saat. Beberapa diantara mereka tidak memiliki masalah. Tapi untuk sebagian yang lain itu adalah pertempuran.
Jika Anda menghadapi masalah kecoklatan pada daun tanaman, cobalah menyiram air malam hari sebelum jadwal menyiram besok paginya.
Membantu menghentikan kemungkinan timbulnya bintik-bintik cokelat yang disebabkan oleh klorin dan fluorida adalah satu cara lagi bagi Anda untuk lebih menikmati tanaman Anda.
Tentu saja, observasi harus terus dilakukan untuk menemukan sebab yang pasti.
Bersyukurlah bila Anda masih memiliki sumber air alami seperti sumur bor atau sungai yang masih bersih. Atau bila hujan tiba, jangan lupa untuk menampung sebanyak-banyaknya air hujan. Benamkan sebanyak-banyaknya air hujan ke lahan Anda dengan sistem bipori atau sumur resapan vertikal. Ini akan sangat berguna saat kemarau tiba.
Wallahu A’lam
Abu Faris
Praktisi, Alumni 7th Permculture Design Course, Bumi Langit Institute, Imogiri Yogya