Workshop Media Islam Online Hasilkan 7 Standar Literasi

by
Workshop Penyusunan Standar Literasi Media Islam Online. Foto : Saiful

Wartapilihan.com, Jakarta – Workshop ‘Penyusunan Standar Literasi Media Islam Online’ yang digelar Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Bimas Islam Kemenag) bersama Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Lumire, Jakarta Pusat, ditutup Jumat malam (21/4/2017).

Workshop yang diikuti puluhan jurnalis dari berbagai media Islam itu berhasil menyusun tujuh standar literasi. Berikut isinya :

Standar Literasi Media Islam Online

1. Prinsip produksi berita online

Verifikasi (tabayun) akurasi informasi dan cermat memeriksa kredibilitas nara sumber (mengadopsi pakem ilmu jarh wa ta’dil)

Memastikan dipatuhinya kode etik jurnalistik dalam pencarian bahan berita dan penulisan.

Kaedah “ambil yang jernih, buang yang keruh” jadi pegangan dalam memilah informasi di tengah air bah informasi di era media baru ini.

Memperbayak komparasi berbagai sumber informasi kredibel, untuk mendapatkan informasi mendalam dan utuh.

Mencantumkan sumber berita berbentuk Link

2. Etika distribusi berita

Dipastikan, informasi yang akan disebar membawa manfaat dan tidak memicu fitnah. Tidak semua informasi yang diterima langsung disebar (kafa bil mar’i kadziban an yuhadditsa bi kulli ma sami’a, seseorang cukup indikasi dinyatakan sebagai pendusta, bila mengabarkan semua yang ia dengar).

Pakem, “kalau tak bisa bicara baik, hendaknya diam” (fal yaqul khairan aw li yashmut), jadi pegangan sebelum menebar informasi, di era yang sangat gampang sharing kabar).

Kaedah “membuang dharar’ dan prinsip preventif (dar’ul mafasid muqoddam ‘ala jalbil mashalih) perlu dicermati sebelum menebar berita.

Memelihar ukhuwah, dengan tidak tampil provokatif dan merendahkan, dan menghina, karena yang dihina bisa jadi lebih mulia di mata Allah (la yaskhor qoumun min qoumin, ‘asa an yakuna khoir).

3. Jaminan akurasi dan komitmen anti hoax

Media Islam harus menjadi mau’idhah hasanah (role model) dalam menjamin kejujuran informasi, di tengah sebuan informasi dusta, hoax dan manipulatif.

4. Spirit amar makruf nahi munkar

Prinsip kontrol sosial dalam jurnalisme harus bersemangat menyeru kebajikan dan mencegah kemungkaran

5. Asas hikmah dalam dakwah

Mengedepankan sikap bijak, penuh hikmah, keletadanan yang baik dan kalaupaun harus berpolemik, dilakukan dengan cara yang lebih baik.

Media baru yang berciri interaktif dan spontan rawan memancing gesekan bila ditidak disertai asas hikmah dalam menyerukan kebajikan.

Prasangka dan i’tikad buruk dihindari.

Jalan ini relevan di tengah menguatnya Islamo-phobia.

6. Prinsip dalam interaksi digital

Saling respek dan berspirit saling membantu (ta’awun)

7. Prinsip kemerdekaan pers

Kemerdekaan pers diekspresikan secara bertanggung jawab dengan memegangi akhlak dan prinsip “manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia”.

Kemerdekaan pers dikelola dengan usaha yang halal dan thayyib. |

Reporter : Saiful