Waspada Sesak Nafas

by
foto:https://aladokter.com

Dari tahun ke tahun, penyakit sesak nafas atau asma menjadi 10 penyakit terbesar penyebab kesakitan dan kematian. Di Indonesia, 2-5% orang terkena sesak nafas. Bagaimana cara mencegahnya?

Wartapilihan.com, Jakarta –Rita Khairani, Dokter Spesialis Paru mengatakan, segala hal yang mengganggu organ-organ di rongga dada dapat dikatakan terindikasi sesak nafas.

Ia menjelaskan, penyebab dari sesak nafas dapat dikarenakan dua hal, yakni faktor infeksi dan non-infeksi berupa kondisi psikologis.

“Penyebabnya bukan hanya karena infeksi. Dapat secara fisik dan psikologis. Orang yg panik, ketakutan, cemas, bisa menyebabkan sesak nafas,” tutur Rita, di Jl. Gerbang Pemuda, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, (24/11/2017).

Dokter yang bertugas di Rumah Sakit Royal Trauma Jakarta ini mengatakan, tingkat bahaya dari sesak nafas ini tergantung dari penyebabnya.

“Kalau karena cemas selama sudah diatasi, selesai. Tetapi, gagal jantung yang tidak diatasi, gagal ginjal, gagal hati, berbahaya jika tidak segera ditangani,” lanjut Rita.

Bagi orang awam, ia menekankan, ada beberapa gejala yang dialami ketika seseorang sesak nafas, yaitu nafas yang pendek atau sulit membuang nafas.

“Ketika mau tarik nafas, nafas pendek tidak lega. Ketika buang nafas susah, ada sensasi seperti itu. Atau nafasnya ngos-ngosan,” tukasnya.

Pada anak-anak pun, gejalanya dapat dilihat ketika anak bernafas. “Pada anak-anak, gejalanya hidungnya kembang kempis, atau gerak otot berlebihan kontraksinya ketika bernafas,”

Pada anak, ia melanjutkan, pemicunya lebih mudah dikenali oleh orangtua sebagai pihak terdekat, misalnya ketika anak kelelahan, makanan, juga cemilan yang membuat gatal tenggorokan.

“Sedangkan orang dewasa bisa jadi pemicu sesaknya adalah stres karena tuntutan kerja, hal itu juga bisa memicu sesak,” imbuh Rita.

Ia menerangkan, dari jumlah nafas dapat dilihat pula apakah seseorang terkena asma ataukah tidak. Pada tarikan nafas per menit, bayi atau anak lebih cepat daripada orang dewasa.

“Pada orang dewasa, normalnya 16 kali hingga 18 kali menit. Jika lebih dari 20 kali harus berhati-hati,”

“Sedangkan bayi normalnya 50 kali dalam satu menit, jika di atas angka tersebut, dapat dicurigai sesak nafas,” pungkasnya.
Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *