Tahukah Anda? Karena besarnya Utang Luar Negeri (ULN) dapat berdampak pada nilai tukar dolar yang semakin melemah.
Wartapilihan.com, Jakarta – Saat ini, nilai tukar dolar ke rupiah mencapai Rp. 14.089,-. Angka nilai tukar ini terus naik. Pakar ekonomi Yusuf Wibisono mengungkapkan, salah satu faktor melemahnya nilai tukar dolar ini ialah karena Utang Luar Negeri yang banyak.
“Dengan deficit transaksi berjalan yang besar, utang luar negeri akan selalu berpotensi menjadi pemicu krisis nilai tukar,” tutur Yusuf, kepada Warta Pilihan, (wartapilihan.com), Minggu, (24/6/2018).
Ia menambahkan, kendati pembayaran dilakukan secara teratur oleh negara, namun ULN dinilai sangat beresiko untuk stabilitas secara makro. “Jadi, meski manageable secara pembayaran, tapi Utang Luar Negeri kita sangat risky untuk stabilitas makro,” ungkap dia.
Menurut dia, Utang Luar Negeri membuat permintaan terhadap dollar selalu tinggi, sehingga ketika terjadi guncangan eksternal seperti kenaikan the fed rate yang mendorong capital outflow, hal ini sangat beresiko membuat nilai tukar semakin melemah.
Seperti diketahui, Per April 2018, Kementerian Keuangan mengumumkan, jumlah utang pemerintah mencapai Rp 4.180,61 triliun, bertambah Rp 46 triliun atau lebih tinggi 1,06% dari Maret yang sebesar Rp 4.136 triliun. Namun hingga akhir April 2018 utang melonjak naik hingga USD 356,9 miliar atau sekitar Rp 5.028 triliun. Ada apa?
Berdasarkan statistik Utang Luar Negeri (ULN) Bank Indonesia, utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 183,8 miliar dolar Amerika Serikat, atau naik 9,5 persen (yoy), dan utang swasta termasuk BUMN sebesar 173,1 miliar dolar Amerika Serikat atau naik 5,6 persen.
“Dengan posisi utang Indonesia itu, rasio ULN terhadap PDB masih cenderung tetap di 34 persen,” tulis Bank Indonesia, dalam laporannya, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Namun, kendati demikian Bank Indonesia mengatakan, rasio itu masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara lain.
“Pengelolaan ULN secara profesional dan bertanggung jawab dilakukan Pemerintah secara konsisten untuk menjaga sustainabilitas fiskal,” ujar Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia.
Secara tenor pengambilan utang, ULN keseluruhan didominasi pinjaman berjangka panjang mendominasi keseluruhan utang hingga 86,7 persen.
Bank Sentral menilai utang luar negeri Indonesia masih dalam keadaan sehat. Bank Indonesia berjanji akan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah untuk mengawasi ULN dan mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko gangguan stabilitas perekonomian.
Anak Soekarno: Jokowi Sudah Menyimpang Jauh
Salah satu putri Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri mengatakan, kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menyimpang jauh dari ajaran-ajaran pendiri bangsa, Soekarno.
Putri Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri bahkan menilai ajaran trisakti yang digembar-gemborkan Jokowi sebatas lips service. Sebab fakta di lapangan, kebijakan yang diambil Jokowi tidak mencerminkan apa yang diajarkan oleh Bung Karno.
Salah satu contohnya ialah pemerintahan Jokowi yang terus-menerus memperbanyak utang luar negeri hingga kini mencapai lebih dari Rp 5 ribu triliun.
“Saya kira lepas dari pemikiran Soekarno tentang trisakti, yaitu bagaimana kita berdaulat dalam bidang politik, ekonomi, dan kita harus mempunyai kepribadian dalam bidang kebudayaan. Jauh sekali. Jauh panggang dari pada api,” tegas Rachmawati.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini menjelaskan, sebagai politisi Gerindra, Rachma pun menegaskan bahwa dirinya sepakat ajang pesta rakyat lima tahunan itu harus berujung pada pergantian presiden.
“Apapun juga harus tegas mengatakan bahwa ini suatu keharusan. Karena alasan untuk ganti presiden bukan sekadar ganti presiden, tapi memang kondisi yang saya nilai dan sebagai ketua umum juga Pak Prabowo sudah berkali-kali mengatakan, bahkan beliau sempat membuat buku yang namanya ‘Paradoks Indonesia’, mengingatkan bagaimana keadaan sejujurnya Indonesia ini,” tegasnya.
Eveline Ramadhini