TBC Menyerang Segala Umur

by
foto:istimewa

Semua orang dari bayi hingga dewasa beresiko terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC). Pemerintah tengah mencanangkan program imunisasi dan periksa TBC gratis secara serentak di seluruh Puskesmas di Indonesia.

Wartapilihan.com, Jakarta – Penyakit Tuberkulosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis ini menyerang paru-paru. Setiap tahun, di Indonesia terjadi kurang dari 150 ribu kasus penyakit menular ini. Jika tak segera ditangani, penyakit ini akan terus menular karena medium penyebarannya melalui udara.

Hal itu disampaikan oleh Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, Sp.P, dokter spesialis paru. Ia mengatakan, TBC ini perlu segera diperiksakan ke dokter oleh pasal gejala yang terjadi tidak langsung masuk ke gejala, melainkan kuman tersebut tidur di dalam tubuh manusia ketika imun tubuh kuat.

“Jadi, yang diserang adalah sistem pertahanan tubuh kita. Maka, imunitas tubuh harus baik. Pihak yang paling rentan terhadap TBC ini sering menyasar pada balita dan lansia, karena imunitas mereka kurang baik. Jika tidak menjaga asupan dengan baik, kuman yang tadinya tidur menjadi aktif,” kata Erlina, dalam acara ‘Indonesia Sehat bersama Kemenkes’, Sabtu, (31/3/2018), di Jakarta.

Ia melanjutkan, gejala TBC yang biasanya menyerang ialah (1) batuk secara berkala hingga berdarah, (2) berat badan turun, (3) meriang, (4) berkeringat dingin ketika malam hari.

“Kendati demikian, TBC bisa disembuhkan. Seharusnya TBC tidak menjadi masalah lagi,” tegas Erlina.

Dia masih sering menyayangkan stigma masyarakat soal TBC. Ketika ada anggota keluarga yang terkena penyakit tersebut, piring dan gelasnya dipisahkan dengan keluarga. “Padahal TBC tidak menular lewat makanan, tetapi melalui kuman yang terhirup,” terangnya.

Jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis TBC, maka peran keluarga justru harus memotivasi dan mendukung agar pasien sembuh, bukan justru dijauhi maupun di-bully.

“Keluarga harus memberikan support, motivasi, mengingatkan untuk kontrol dan periksa darah. Tidak mengucilkan juga, supaya sembuh,” tukasnya.

Erlina merekomendasikan untuk melakukan pengobatan dengan tuntas jika sudah terkena diagnosa TBC. Pengobatan ini bisa berlangsung antara empat hingga enam bulan.

“Jika tidak dituntaskan, kuman TB menjadi resistensi dengan obat yang biasa. Tidak hanya itu, juga bisa menular pada orang lain,”

Jika sudah mengalami batuk, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter. Erlina menilai, selama ini masyarakat menganggap batuk adalah penyakit biasa. “Padahal orang normal itu tidak batuk,” papar dia.

Ia juga menyarankan, untuk mencegah TB perlu memperbaiki ventilasi udara di rumah, karena kuman TB dapat mati jika terkena sinar matahari. Selain dicegah dengan memperbaiki ventilasi, juga dapat dicegah dengan merawat lingkungan tempat tinggal yang bersih.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *