Solusi Konflik Israel-Palestina

by
foto:http://www.koran-jakarta.com

Putusan Trump yang menabuh genderang perang memaksa umat muslim berpikir solusi untuk memecahkan masalah ini.

Wartapilihan.com, Jakarta –Dino Patti Djalal, pendiri Foreign Policy Community of Indonesia mengatakan, konflik Israel-Palestina merupakan konflik berkepanjangan yang paling sulit diselesaikan. Ia memberi gambaran, tujuh solusi yang dapat diimplementasikan.

Hal yang pertama-tama dapat dilakukan, menurut Dino, yaitu upaya penundaan pindahnya kedutaan Amerika Serikat ke Yerusalem. Hal ini dapat dilakukan karena melihat ego politik Presiden Trump yang luar biasa besar, maka menurut dia penundaan adalah hal yang paling realistis.

“Melihat oposisi dunia internasional yang begitu deras, baik dunia Islam maupun sekutunya sendiri di Barat, kita berharap Presiden Trump tidak akan melaksanakan pemindahan Kedutaan AS dalam waktu dekat,” ungkap Dino, di Mayapada Tower, Jakarta Selatan, Sabtu, (16/12/2017).

Ia menilai persatuan Palestina yang terdiri dari 13 faksi politik mesti digaungkan. Pasalnya, perbedaan ini menjadi salah satu kelemahan bagi Palestina yang paling fatal.

“Dulu, presiden SBY dalam berbagai pertemuan dengan terus terang menghimbau pimpinan Palestina agar bersatu, sambil mengingatkan bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia baru bisa berhasil setelah semua kekuatan di dalam negeri bersatu,” imbuh mantan wakil menteri luar negeri Indonesia ini.

Dino juga melihat pernyataan Trump merupakan peluang, karena perhatian dunia terhadap Palestina cenderung menurun akibat isu perang ISIS, dan juga kisruh demokratisasi di Timur Tengah.

“Kecaman dunia yang kini timbul terhadap keputusan Presiden Trump mengenai Yerusalem merupakan peluang yang baik untuk mengembalikan perhatian internasional terhadap Palestina,” tutur dia.

Politik negara Israel yang mengkoalisikan 7 partai politik sejak 2015 yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sama sekali tidak berminat untuk merealisasikan ‘solusi dua negara’ yang akan melahirkan Palestina merdeka.

“Sepanjang PM Netanyahu berkuasa, saya melihat prospek perundingan Palestina-Israel semakin redup. Dan saya melihat, karena berbagai alasan, Presiden Trump lebih memilih untuk mengekor Perdana Menteri Netanyahu ketimbang sebaliknya,” pungkas dia.

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *