Silaturahim Dai Perbatasan Serumpun

by
doc.wp

Melibatkan dai Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia.

Wartapilihan.com, Sambas –Ketika di media sosial muncul provokasi konflik Indonesia-Malaysia gara-gara pemasangan bendera Merah Putih terbalik, Dewan Dakwah justru  mempererat hubungan kedua negara serumpun. Menyertakan juga juru dakwah dari jiran Brunei Darussalam, Dewan Dakwah menggelar silaturahim da’i perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kampus Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, 21-23 Agustus 2017.

Silaturahim yang didukung oleh Bamuis BNI ini dibuka oleh Wakil Bupati Sambas, Hj Khairiah. Tampak hadir puluhan da’i dari tiga negara, juga segenap pimpinan ADI Sambas seperti Ketua Dewan Pembina Ustadz HM Satono, Wakil Direktur ADI Sambas Darwadi, dan Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah Ustadz Imam Zamrodji serta Ketua Bidang Dakwah Ahmad Misbahul Anam.

Dalam sambutannya Wakil Bupati Sambas menyatakan antara lain, pemerintah menaruh harapan besar kepada para da’i untuk memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat.

‘’Karena tidak bisa dipungkiri, da’i lah yang bisa menyapa masyarakat dari pintu ke pintu untuk membina mereka,’’ katanya.

Pemkab Sambas, lanjut Wabup Khairiah, merasa bangga karena acara ini diikuti peserta dari negeri jiran Malaysia dan Brunei. ‘’Ini satu upaya bagus antar-negara untuk tidak hanya membangun keamanan bersama tapi yang sangat penting bagaimana menjalin kerjasama dalam dakwah tiga negara serumpun yang berbatasan langsung,’’ tuturnya.

HM Satono memaparkan, ADI Sambas yang terletak di Desa Lubuk Dagang merupakan pengembangan dari Lembaga Pendidikan Dakwah Islamiyah (LPDI) yang mulai beroperasi sejak 21 Juni 2007 di Komplek Masjid Agung Baabul Jannah Sambas.

”Sebelum ADI beroperasi, LPDI telah meluluskan 4 angkatan yang terdiri lebih 100 alumnus (laki-laki dan perempuan). Mereka sebagian telah bertugas di daerah asal masing-masing atau di luar Sambas, dan sebagian lagi melanjutkan kuliah di STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah) M Natsir Jakarta,” ungkap Satono yang juga alumnus angkatan perdana STID M Natsir.

ADI Sambas yang diresmikan oleh Hatta Radjasa pada 2013, dibangun dengan bantuan dari Baituz Zakah Kuwait melalui Dewan Dakwah Pusat ditambah swadaya masyarakat. Di antaranya berupa masjid, dua buah lokal, dan tempat wudhu.

Sedang bantuan dari Pemkab Sambas waktu itu senilai Rp 2,5 milyar di antaranya berupa rumah ustadz dan asrama putri.

Hingga kini, ADI Sambas sudah meluluskan 5 angkatan mahasiswanya dengan jumlah 200-an. Wisuda ke-5 dilaksanakan pada 25 Mei 2017 diikuti 40-an mahasiswa.

Alumni ADI Sambas ada yang terjun langsung sebagai da’i, ada juga yang melanjutkan ke STID M Natsir Jakarta, sebelum kemudian menjadi da’i pedalaman Nusantara. I

Bowo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *