Siapa Pelaku Makar Yang Sebenarnya

by

WARTAPILIHAN.COM, JAKARTA – Kepala Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam (DPP FPI) Muhammad Syahroji saat ditemui Warta Pilihan pada Senin (15/5) di kantornya yang terletak di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat mengungkapkan beberapa hal terkait keindonesiaan. Syahroji mengherankan tuduhan makar dan kriminalisasi yang terus dinisbatkan kepada umat Islam oleh pemerintah. Secara harfiah, ia menjelaskan, definisi makar ialah menghalang-halangi manusia dari jalan Allah.

“Terasa sekali mereka (pemerintah) yang ingin berbuat makar kepada kita, berapa kali mau aksi bela Islam terus saja digembosi. Jadi ini makar yang sesungguhnya. Lu boleh buat rencana apa saja, lu boleh susun kekuatan, tetapi Allah lebih baik untuk membahas makar-makar mereka,” kata Syahroji.

Ia menjelaskan, masyarakat harus meyakini ayat Al Qur’an, wa makaruu wa makarallah, wa Allahu khayrul maakirin, karena sebagian masyarakat menilai makar hanya dikatakan sebagai upaya pemufakatan jahat untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.

“Mereka sendiri (pemerintah) Nggak bisa mendefinisikan isu makar itu, semua isu-isu yang mereka sampaikan kepada umat Islam tidak ada yang pas. Seperti radikalisme, terorisme, intoleransi, anti pancasila, anti kebhinekaan, anti NKRI, mereka sendiri tidak bisa mengartikulasikan kalimat tersebut,” sambung pria yang aktif mengikuti pengajian FPI sejak tahun 2001.

Menurutnya, aparat penegak hukum serta teknokrat sampai sekarang belum ada yang sesuai menerjemahkan definisi makar itu sendiri termasuk terorisme.

“Secara harfiah, teror berarti kan menakut-nakuti orang lain, seorang Bapak bisa dong menjadi teroris atas anaknya? Pemahaman teroris menurut mereka yaitu orang Islam yang pegang bom, lebih lucu lagi korbannya tidak di sebut teroris gitu loh. Mereka yang kafir tidak di sebut teroris padahal jelas perbuatannya seperti teroris,” ungkapnya dengan nada heran.

Syahroji menduga, aktor back stage semua ini adalah kaum Yahudi dan Nasrani yang tidak senang terhadap umat Islam. Seperti Allah SWT gambarkan di dalam Qur’an Surah Al Baqarah ayat 120. Yang menurut kalangan non Islam adalah ayat provokatif.

“Di belakang mereka jelas Yahudi dan Nasrani, itu ada dalam Al Baqarah ayat 120, kalau Nggak percaya bisa murtad nanti. Mereka sampai kapan pun tidak akan ridha kepada kita, sehingga kita mengikuti millah mereka,” tegas aktivis 98 ini.

Kedatangan beberapa ulama, tokoh Islam dan aktvis beberapa waktu lalu ke Komnas HAM menurutnya, karena merasa sudah di teror oleh aparatur negara dengan serangan teror yang tersistem salah satunya kriminalisasi.

“Kalau orang yang meneror disebutnya apa? Teroris! Makanya kita 3 tahun ini kalau ada teror bom, wartawan paling segan datang ke FPI, karena terbukti tidak ada orang yang melakukan itu (teror) dari FPI, yang ada terorisasi Islam,” jelasnya.

Tidak hanya itu, ia melihat seharusnya Ahok Terdakwa penista agama sudah mati apabila benar ada umat Islam yang sering melakukan perbuatan teror, seperti bom bunuh diri yang terjadi 1 tahun lalu di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.

“Teroris terakhir di Sarinah itu kan bodoh sekali, mengorbankan banyak orang yang tidak berdosa, kenapa Nggak ke Balaikota saja ketemu Ahok, kan deket. Kalau dia benar ngudag Ahok dan Ahok sampai terbunuh, saya percaya teroris itu ada,” tandas dia.

Ia berpesan kepada umat Islam untuk tidak terbawa arus oleh framing media yang menyebarkan kebencian terhadap Islam. Sebab, energi umat akan terkuras melihat permainan agitasi dan propaganda. Kuncinya adalah istiqamah di dalam perjuangan.

“Saya pelajari, saya cermati, ternyata benar mereka ingin membodohi umat Islam dengan stigma buruk dan keji. Capek kalau mengikuti arus mereka mas, kalau berjuang untuk Islam dan NKRI lanjutkan. Masalah hasil urusan Allah,” tutupnya.

Reporter: Satya Wira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *