Siapa Lokomotif Golkar Selanjutnya?

by
foto:https://nasionalisme.net

Beberapa nama petinggi Partai Golkar digadang-gadang maju dalam konvensi Ketua Umum pada Munaslub mendatang. Siapa sosok yang tepat menurut Koordinator GMPG Ahmad Doli Kurnia?

Wartapilihan.com, Jakarta –Koordinator Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia terus mendesak DPP Golkar untuk segera melakukan Musyawarah Nasional luar biasa (Munaslub). Pasalnya, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto telah dua kali ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus proyek e-KTP.

Hal itu terus disuarakan oleh Doli dan sejumlah kader Golkar delapan bulan lalu tepatnya sejak 9 Maret 2017. Puncaknya, DPP Golkar beberapa waktu lalu mengadakan rapat pleno. Namun tidak menghasilkan keputusan Munaslub, karena menunggu sidang putusan praperadilan Novanto.

“Kita tidak mau Partai Golkar ini terimbas dan elektabilitasnya menurun. Bahkan mereka (Pengurus DPP Golkar) mengatakan, salah satu faktornya adalah kasus yang menimpa Pak Setya Novanto,” ujar Doli kepada Warta Pilihan (wartapilihan.com) di Jakarta.

Dia memastikan, syarat-syarat administrasi untuk melakukan Munaslub sudah terpenuhi. Diantaranya persetujuan perwakilan tingkat DPD dari setiap daerah. Doli berharap kader internal Partai Golkar konsisten untuk menonaktifkan Setya Novanto pada pleno selanjutnya. Kendati SN menang ataupun kalah di praperadilan.

“Ke depan, apabila Munaslub terjadi, ada beberapa kriteria yang penting. Pertama, calon ketua umum merupakan orang yang tidak memiliki masalah hukum. Atau yang selama ini terlibat dalam masalah korupsi. Jangan lagi-lah, karena jelas menyandera partai,” ungkapnya.

Kedua, calon ketua umum harus akomodatif dalam melakukan akselerasi pembangunan pemerintahan Jokowi-JK. Hal itu dilakukan sebagai konsekuensi logis Golkar, sebagai partai pertama yang mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi maju pada pilpres 2019.

“Sehingga nanti bisa selaras. Artinya, ketua umum yang mengakomodasi pembangunan pemerintah, dapat memperbaiki citra Golkar dan menyukseskan Pak Jokowi di 2019,” ujar Doli.

Ketiga, selain memenuhi kriteria PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela) Ketum Golkar mendatang tidak hanya mempunyai aksepbilitas yang tinggi. Tetapi juga mampu menjadi perekat faksi-faksi yang ada di internal Golkar.

“Golkar akan kuat dengan faksi-faksi yang ada, bukan malah meredam faksi. Soliditas partai ke depan harus dibangun dengan dialektika yang selama ini terjadi,” tukasnya.

Doli menjelaskan, Munaslub yang akan digelar beberapa pekan mendatang, bukan hanya menghasilkan pergantian ketua umum, tetapi perubahan secara holistik. Termasuk isu kultural, dimana Golkar selama ini sangat erat dan permisif dengan korupsi.

“Menurut saya, kalau berbicara perubahan tadi, saya kira Airlangga (Airlangga Hartarto — Kementerian Perindustrian) tepat disebut sebagai simbol perubahan Golkar ke depan,” pungkasnya.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *