Wartapilihan.com – Ia seorang imam para penyair pujian untuk kekasih Tuhan semesta alam, penyusun al Burdah yang mulia. Buku ini merupakan qasidah paling terkenal dalam pujian kepada Nabi saw dalam Bahasa Arab. Namanya Imam Muhammad bin Said al Bushiri.
Al Bushiri memulai hidupnya dengan menghafal Al Quran dan belajar ilmu-ilmu agama dan Bahasa Arab. Lalu menempuh jalan tasawuf dengan bimbingan gurunya Abu Abbas al Mursi. Kepenyairannya telah begitu deras mengilhamkan banyak kasidah puji-pujian untuk manusia termulia, semoga rahmat termulia dan salam paling sempurna tercurah kepada Rasulullah saw.
Ia wafat di Iskandariyah tahun 696H. Makamnya di masjidnya di sebuah pantai berhadapan dengan masjid Abu al Mursi. Banyak pecinta menziarahinya.
000
Kala itu al Bushiri terserang penyakit lumpuh setengah badan. Tubuhnya yang kurus menanggung sakit tak terkira. Para dokter tak mampu mengobatinya. Ketika penyakitnya ini memberatkannya, ia bertekad menyusun qasidah puji-pujian untuk Rasulullah. Dengan qasidah ia berniat memohon kesembuhan kepada Allah melalui syafaat Rasulullah. Ia berharap syafaat Rasulullah dapat menyembuhkan penyakitnya. Ia pun mulai menyusun qasidah itu yang dikenal sebagai Burdah (selimut). Bait pertama qasidahnya itu :
Kutinggalkan sunnah Nabi yang sepanjang malam.
Beribadah hingga kedua kakinya bengkak dan keram.
Nabi yang kerana lapar mengikat pusarnya dengan batu.
Dan dengan batu mengganjal perutnya yang halus itu.
Kendati gunung emas menjulang menawarkan dirinya.
la tolak permintaan itu dengan perasaan bangga…
Ah, adakah karena aku mengenang seorang teman (Rasulullah) di Dzi Salami
Engkau cucurkan air mata bercampur darah
Ia melantunkan bait ini berulangkali dan ia bertawasul kepada Allah melalui Nabi kita Muhammad saw dalam upaya mengangkat penyakitnya. Ia banyak menangis dan berdoa.
Ketika tidur ia bermimpi berjumpa Rasulullah saw. Rasulullah mengusap dengan tangannya yang sui bagian tubuh al Bushiri yang amat sakit. Lalu beliau menyelimutkan sebuah selimut kepada al Bushiri.
Ketika bangun al Bushiri sudah sembuh dari penyakitnya . Karena itu qasidahnya dinamai Burdah (selimut), sebab qasidah ini dinisbahkan pada selimut Nabi saw yang beliau lepaskan dari beliau dan beliau kenakan pada al Bushiri karena beliau kagum dengan qasidah al Bushiri. | N
Sumber : Muhammad Khalid Tsabit, Qisasul Auliya` (Kisah Para Kekasih Allah), Qaf Media Kreativa, 2016.