” Saya sebetulnya anak mama. Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an milik saya. Tapi kemudian nikmati, ternyata enak juga jadi santri. Apalagi nanti diajak jalan-jalan ke Bromo. Sangat bersemangat, karena baru kali ini saya bepergian jauh, naik kereta api, dan juga naik Gunung Bromo. ”
Demikianlah gurat curhat seorang santri Daqu Post di Rumah Penampungan di Rumah Qur’an Bromo yang berada di Dusun Krajan, Desa Wonokerto, Kec Sukapura, Kab Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (18/1) malam.
Daqu Post adalah wadah ekstra kurikuler jurnalistik di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an, Tangerang, Banten. Hasil karya para santri yang terdiri dari foto, video, dan tulisan, menghiasi akun media sosial pesantren dan majalah Daqu.
Untuk memberi penghargaan sekaligus menyegarkan dan pergantian ketua Daqu Post, Biro Media dan Kominfo (Komunikasi dan Informasi) Daquadakan Rihlah Pergi ke Bromo pada 16-19 Januari. Pesertanya 15 dialog Daqu Post, termasuk si ” anak mama ” tadi. Mereka didampingi 6 mentor, yang dipimpin langsung oleh Kepala Biro Media dan Kominfo, Ustadz Hendy Irawan Saleh.
Outing dimulai DENGAN menumpang Kereta Api Gumarang Kelas Bisnis Dari Stasiun Senen Menuju Gubeng Surabaya. Tiba di tujuan Kamis (17/1) lewat pukul tiga pagi, rombongan lalu menuju rumah transit di kawasan Perumahan Gedangan. Usai menunaikan sholat subuh di masjid lokal, kafilah Daqu Post memulai hari dengan muroja’ah Surah Al Waqiah. Sehabis ITU mereka Tidur ngampar di Ruang Tamu Yang Luas.
Sekitar satu jam kemudian, mereka dibangunkan oleh harumnya aroma teh panas dan gurihnya nasi pecel yang disuguhkan keluarga Ustadz Hendy.
Kurang lebih pukul 9 pagi, Kafilah Daqu Pos melanjutkan perjalanan ke Rumah Qur’an Bromo sebagai basecamp pendakian gunung.
Rumah Qur’an Bromo dibangun pada 2009 dengan swadaya masyarakat dan dukungan PPPA Daarul Qur’an. Penggeraknya adalah ‘’preman pensiun’’ Sumarjono (alm) dan Ustadz Setiyono da’i setempat. Kini, markas dakwah yang terdiri bangunan aula dan Mushola Al-Ikhlas wal Barakah ini diampu oleh Ustadz Muhibbin dari Pasuruan, Jatim.
Setelah rehat dan melakukan orientasi lapangan, para santri Daqu Post langsung mendapat tugas pertama. Yakni, bakda Ashar mengajar ngaji santri-santri Rumah Qur’an. Satu santri mengajar 3-4 anak. Ada yang baru sampai Iqra, sebagian lainnya sudah baca Qur’an.
Malamnya, Poster Daqu mendapat pembekalan wawasan jurnalistik dakwah dan kesejahteraan. Juga tenik peliputan baik untuk tulisan maupun foto dan video. Ditutup dengan briefing teknis pindah ke kawasan Puncak Bromo.
Malam itu diakhiri dengan makan durian bersama yang dibeli langsung dari Kebun Durian Wonokerto.