RENUNGKAN

by

Janganlah merasa paling pintar dan paling benar.
Tidak ada manusia yang tidak bersalah.
Maka cara terbaik adalah merenungkan siapa dirimu.
Muhasabah, istighfar dan bertobat adalah cara yang terbaik untuk bisa selamat.

Bila kamu tak dapat menghormati yang lebih tua dan tidak bisa menyayangi yang lebih muda niscaya kamu tak pernah memiliki kasih sayang yang memadai dan dibutuhkan.

Beberapa filsuf di Barat yang aku lupa namanya satu persatu menulis tentang Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam :

Nabi orang Arab itu kalau bersalaman ia tidak menarik tangannya lebih dahulu.

Kalau ia berbicara ia senantiasa menghadap lawan bicaranya dan tidak pernah berpaling.

Kalau ada barisan orang mengusung jenazah maka ia berhenti melangkah, menghormatinya, walaupun jenazah seorang Yahudi.

Dan bila dia melihat anak kecil maka dia tidak melewatinya terkecuali setelah mengusap kepalanya.

Dia seorang raja namun tidak punya mahkota dan singgasana sebagaimana seorang kaisar bahkan biasa tidur diatas tikar.

Dia panglima perang tangguh tapi nyaris tidak punya pasukan yang dipersiapkan, namun seringkali menang.

Keperkasaannya laksana halilintar yang bila berdentam maka seluruh pengikutnya dialiri arus listrik dan menyala.

( Iwan Wientania )