Bulan Ramadhan selalu mengundah berkah yang banyak, salah satunya berdampak positif pada produktifitas ekonomi.
Wartapilihan.com, Jakarta – Hal itu disampaikan Adiwarman A Karim, praktisi ekonomi syariah. Ia mengatakan, Ramadhan telah membantu bank sentral dalam mengelola peredaran uang.
“Tradisi menukarkan uang baru hanya terjadi pada momentum Ramadhan. Uang cetakan baru masuk ke peredaran, uang lusuh kembali ke bank sentral,” kata Adiwarman, Senin, (21/5/2018).
Tak hanya itu, tradisi mudik juga tanpa disadari banyak membantu pekerjaan bank sentral mendistribusikan uang cetakan baru sampai ke pelosok-pelosok desa.
“Secara moneter, Ramadhan memberikan dampak ganda. Pertama, jumlah uang yang beredar bertambah. Kedua, kecepatan perputaran uang juga bertambah,” lanjut dia.
Anggota Dewan Syariah Nasional MUI ini menjelaskan, tradisi mudik dapat mendorong hidupnya bisnis wisata. Termasuk tiket, hotel, jasa transportasi, dan bisnis makanan-minuman serta penjualan oleh-oleh sepanjang jalan mudik menjadi peluang bisnis besar.
“Bengkel kendaraan bermotor, penjualan uang digital. Penugasan petugas yang melayani tradisi migrasi besar-besaran setahun sekali ini memberikan banyak efek ekonomi berantai,” jelasnya.
Menurut dia, di beberapa daerah, Ramadhan juga berarti berbenah rumah, mengganti perabot, mirip dengan tradisi yang sama menjelang Imlek. “Di semua daerah, Ramadhan berarti berbenah rumah ibadah. Penggunaan listrik perumahan meningkat, apalagi listrik rumah ibadah,”
Belum lagi, adanya Tunjangan Hari Raya (THR) dan bisnis di bulan Ramadhan menimbulkan efek berantai yang pada akhirnya bukan saja mengompensasi penurunan produktivitas kerja, namun menghidupkan sendi-sendi perekonomian yang hanya terjadi pada bulan Ramadhan.
“Produktivitas (kerja) menurun, tetapi perdagangan dan konsumsi meningkat melebihi penurunannya sehingga secara keseluruhan perekonomian bergerak, dan yang paling penting kebahagiaan masyarakat meningkat,” terangnya.
Ia pun mengutip penelitian yang dilakukan Piamjariyakul dalam artikelnya ‘The Impact of Ramadan on Indonesia’, yang kurang lebih menyimpulkan, “Ramadhan mempunyai peranan penting dalam membantu perekonomian Indonesia bangkit kembali dari kelesuan melalui peningkatan perdagangan dan konsumsi.”
Maka, ia pun berpandangan bahwa Ramadhan bukan sekadar ritual ibadah memperbanyak shalat Tarawih dan mengkhatamkan Alquran. Ramadhan memberikan dampak ekonomi yang besar menggerakkan kembali perekonomian yang sedang terkena imbas perang dagang negara-negara adidaya.
“Sepatutnyalah kita berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah menghidupkan bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang tidak dapat berterima kasih kepada manusia, pada hakikatnya dia tidak bersyukur kepada Allah’,” tutup dia.
Eveline Ramadhini