Pengibaran bintang kejora di depan istana dinilai melecehkan simbol negara.
Wartapilihan.com, Jakarta — Anggota Komisi III DPR RI, Aboe Bakar Alhabsyi menyayangkan maraknya terjadi pengebaran bendera bintang kejora. Bahkan media memberitakan aksi demo di seberang istana juga mengibarkan bendera bintang kejora.
“Tentunya ini menyakiti hati nasionalisme kita. Ini mengingkari semangat NKRI harga mati yang selama ini kita gelorakan,” kata Alhabsyi di Jakarta, Jumat (30/8).
Lebih lanjut, ia menegaskan, siapapun yang mengobarkan semangat perpecahan atau jika dilakukan sikap keras terhadap bendera HTI, tentunya sikap serupa harus dilakukan kepada bendera bintang kejora. Apalagi jika pengibarannya dilakukan secara terang terangan dengan membawa kampanye Papua merdeka.
“Belum lagi jika aksi yang dilakukan sudah melanggar hukum, tentunya hal ini harus direspons secara tegas oleh aparat penegak hukum,” katanya.
“Jangan sampai masyarakat melihat, hukum bertindak tajam ke bendera HTI dan tumpul ke bintang kejora,” imbuhnya.
Tim gabungan TNI-Polri mengevakuasi massa aksi yang berdemonstrasi di kantor Gubernur Papua di Kota Jayapura. Massa itu disebut ketakutan untuk pulang. “Truk TNI/Polri mengevakuasi 1.000 peserta aksi demo yang merasa ketakutan untuk kembali setelah menduduki kantor gubernur,” ucap Kapendam XVII/ Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto dalam keterangannya, Jumat.
Ada 10 truk yang dikerahkan untuk mengantar pulang massa itu. Massa yang berdemo itu, disebut Eko, takut pulang karena ada aksi masyarakat lain yang menolak aksi tersebut.
“Upaya mengantisipasi bentrok antara massa aksi demo yang merasa ketakutan untuk kembali ke tempat masing-masing dengan aksi masyarakat yang mengatasnamakan kelompok masyarakat Paguyuban Nusantara yang menolak aksi demo,” sebut Eko.
Selain itu, Eko menambahkan, Kodam XVII/Cenderawasih mengimbau masyarakat Paguyuban Nusantara menghentikan penyisiran terhadap para pelaku aksi demo. Tim tersebut juga meningkatkan pengamanan pada objek-objek vital.
“Meningkatkan pengamanan terhadap objek-objek vital dan mem-back up Polda Papua dalam rangka pengamanan aksi-aksi demo di lapangan,” kata Eko.
Adi Prawiranegara