Pemda DKI gercep, gerak cepat. Setelah adanya pelecehan seksual di angkot M44 Tebet-Kuningan beberapa hari lalu, Pemda berencana bikin aturan pemisahan tempat duduk laki-laki dan perempuan di angkot.
Wartapilihan.com, Bekasi— Laki-laki di sebalah kanan perempuan di sebelah kiri. Memang sebenarnya, ya harusnya seperti itu dari dulu. Islam pun mengatur kehidupan laki-laki dan perempuan sedapat mungkin (kecuali darurat) terpisah. Maka rencana itupun disambut baik warga Jakarta terutama kaum perempuan. CNN Indonesia mewancarai secara acak penumpang bernama Endah tentang kebijakan pemda DKI tersebut dan Endah setuju. Dia pun yakin warga Jakarta terutama perempuan pasti pada setuju.
Namun Komnas Perempuan tidak setuju. Bukan solusi katanya. Kebijakan ini akan makin membatasi ruang gerak perempuan untuk mengakses transportasi publik. Solusinya, katanya, mengubah cara pandang yang menempatkan perempuan sebagai objek seksual dan bagaimana hasrat seksual pelaku yang tidak dapat dikendalikan sehingga mencari korban.
Selain Komnas Perempuan, yang tidak setuju lainnya adalah Fraksi PSI (Partai Solidaritas Indomesia). Katanya hanya solusi jangka pendek.
Saya sendiri tidak setuju pemisahan laki-laki perempuan dengan menempatkan perempuan di sebelah kiri dan laki-laki sebelah kanan. Mau tahu alasannya? Because, women are always right!
Dr. Budi Handrianto
(Spesialis Pengembangan SDM, tinggal di Bekasi)