Wartapilihan.com, Jakarta – Digagas oleh Siti Asma Ratu Agung dan Ma’ruf Halimuddin dan 5 orang lainnya, ke-7 orang ini mendeklarasikan partai syariah 212 di Gedung Joang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/7). Siti Asma menuturkan, dalam membangun partai politik tidak harus ada izin dari GNPF MUI ataupun Presidium Alumni 212.
“Ustad Bachtiar Nasir mengatakan kepada saya, Bunda 212 ini milik umat Islam. Selama untuk kebaikan dengan tujuan dan maksud baik silakan,” ujarnya menirukan ucapan pimpinan GNPF itu.
Lebih lanjut, kata Asma, partai syariah 212 didirikan untuk mendominasi pentas politik nasional dengan umat Islam yang memiliki fatsun politik (adab, etika dan tanggung jawab) memperjuangkan aspirasi umat melalui tagline Jihad Ekonomi dan Jihad Politik.
“Basis massa kita seluruh umat Islam di 34 provinsi yang nanti menjadi DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) dan 400 cabang di seluruh Kabupaten atau Kota,” ungkapnya.
Usia politik yang terlalu muda bagi sebuah partai tidak menyurutkan Asma dan kawan-kawan untuk meraih kemenangan di 2019 guna mewujudkan Indonesia bersyariah sesuai dengan undang-undang dasar 1945.
“Target kita 20% yakin sekali. Iya iyalah sebagai orang Islam harus optimis, pokoknya siapa yang ikhlas karena Allah, ingin membangun ekonomi umat, undang-undang dibangun dengan baik dan benar serta mensejahterakan umat, ayo bergabung di Partai Syariah 212,” ajaknya dengan nada bergelora.
Senada dengannya, Ketua Pelaksana dan Penggagas Partai Syariah Ma’ruf Halimuddin menuturkan, beberapa simpatisan daerah seperti Aceh dan Sulawesi sudah membentuk posko penerimaan kader yang siap bergabung dalam Partai Syariah 212.
“Kami mencoba membangun lewat group-group WA di 34 provinsi. Sudah ada sekitar 400 lebih grup. Kalau ditanya berapa anggotanya sekarang, masih nol. Syarat utama untuk menjadi anggota Partai Syariah adalah beragama Islam karena pure di sini 1000 persen partai muslim,” terang Ma’ruf.
Adanya organisasi kemasyarakatan (ormas) selama ini, simpul Ma’ruf tidak cukup untuk menggaungkan kekuatan Islam. Terlebih ada banyak organisasi masyarakat Islam yang hendak dibubarkan Pemerintah melalui peraturan pengganti perundang-undangan (Perppu).
“Kami dari Partai Syariah mengajak mereka berpikir jangan bermain di ormas saja. Hari ini kita harus mengasuh partai politik untuk merebut kemenangan di parlemen,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Presidium Alumni 212 Ansufri Idrus Sambo saat dihubungi Warta Pilihan menjelaskan, posisi dirinya tidak pada mendukung ataupun menolak Partai Syariah 212 tersebut.
“Sah-sah saja kalau mau mendirikan partai, kalau dia mrasa alumni sah-sah saja, dia punya hak untuk itu. Menurut saya orang bebas berpendapat, tidak masalah, nanti biar masyarakat yang menilai,” kata Sambo.
Artinya, lanjut Sambo, selama tidak merugikan masyarakat tidak menjadi persoalan.
“Saya mendukungnya bebas berpendapat dan berkumpul bukan pada pendiriannya, saya enggak berhak juga melarang orang lain,” jelas dia.
Sambo menjelaskan, dirinya bersama Presidium Alumni 212 komitmen menyuarakan perlawanan kepada rezim yang melakukan kriminalisasi terhadap umat Islam, tokoh dan aktivis.
“Gerakan kita perlawanan terhadap rezim, kami tidak main politik praktis supaya jangan diprasangka buruk orang,” pungkasnya.
[Ahmad Zuhdi]