Parade Puisi HPI

by
Menteri Tenaga Kerja RI Hanif Dhakiri saat membacakan puisi di Taman Ismail Marzuki. Foto: Hadi Forjim.

Ketika politisi berpuisi, negeri ini damai. Ketika penyair berpolitik, rakyat terenyuh.

Wartapilihan.com, Jakarta –Yayasan Hari Puisi kembali menggelar perayaan rutin tahunan, Hari Puisi Indonesia (HPI) 2017 dengan tema “Harga Hidup Puisi Indonesia sebagai Perekat Kebhinekaan dan Semangat KeIndonesiaan” di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Selasa (3/10).

Ketua Penyelenggara Hari Puisi Indonesia 2017, Asrizal Nur, mengungkapkan pihaknya menggelar berbagai rentetan kegiatan dan acara. Mulai dari Sayembara Buku Puisi, agenda penulisan Buku Biografi Penyair – Apa dan Siapa Penyair Indonesia, Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia 2017, Panggung Apresiasi, Parade Baca Puisi, dan Seminar Internasional yang bertajuk “Puisi Indonesia, Masa Lalu dan Masa Depan”.

“Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia nantinya, akan diisi dengan pembacaan puisi oleh tiga Penyair pilihan, Pejabat pilihan, Duta Besar pilihan. Selain itu, akan ada pemutaran video lima tahun perjalanan Hari Puisi Indonesia dan pengumuman sekaligus penyerahan hadiah Sayembara Buku Hari Puisi Indonesia 2017,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu hadir Anggota DPR RI Lukman Edy, Menteri Tenaga Kerja RI Hanif Dhakiri, Wakil Kepala PPATK Agus Santoso, Anggota DPR RI Aria Bima, Kepala UKP-PIP Yudi Latif, pemenang buku Sayembara HPI 2015 Hanna Francisca, Bupati Karangganyar Juliatmoko, Putri Indonesia 2011 Annisa Putra Prayuda, Walikota Depok Idris Abdul Shomad, dan Sastrawan Ahmad Yosi Herfanda.

Berikut petikan puisi yang dibacakan oleh Ahmad Yosi Herfanda dan Hanif Dhakiri:

Ahmad Yosi Herfanda

Adzan

Kereta Adzan menuju kota impian
Aku menumpang di kereta Adzan, berdzikir sepanjang jalan
Bersembahyang pada setiap stasiun penghentian
Pernahkah kau pedulikan pluit kereta Adzan.

Saat kereta tiba dan berangkat ke Stasiun berikutnya
Ketika pagi tiba, mungkin kau masih tertenang bermimpi dibalik selimut tebal yang menyenyakkan
Dan kau sia-siakan kereta adzan yang menjemputmu ke kota tujuan
Pada Stasiun Subuh, Adzan menebar hikmah
Pada Stasiun Dzuhur, Adzan menebar hikmah keberadaan
Pada Stasiun Ashar, Adzan menebar hikmah cahaya
Pada Stasiun Maghrib, Adzan menebar  hikmah kemuliaan
Pada Stasiun Isya, Adzan menebar  hikmah kepasrahan.

Burung-burung mengepak mengikuti kereta Adzan
Kupu-kupu menari dalam irama kereta Adzan
Angin musim bertiup mengusap kereta Adzan
Pohon menari dalam tiupan kereta Adzan.

Berbait-bait kereta Adzan, bersiul-siul kereta Adzan
Berayun-ayun kereta Adzan, bersambung-sambung kereta Adzan
Bersahut-sahut kereta Adzan, bergaung-gaung kereta Adzan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Siapa yang tertinggal kereta Adzan, akan tetap hidupnya dalam kegelapan
Tersungkur dalam habitat terendah kehidupan
Siapa yang tak mengenal suara kereta Adzan, akan mendengarnya seperti auman ketakutan
Padahal Ia panggilan paling sempurna yang mengijak pada kebahagiaan.

Hanif Dhakiri

Ketakutan

Kita hidup dalam dunia yang penuh ketakutan

Kehidupan manusia sekarang di grogoti dan dijadikan pahit getir oleh ketakutan

Ketakutan akan hari depan, ketakutan akan bom hidrogen

Ketakutan akan ideologi ideologi

Mungkin ketakutan itu hakekatnya adalah bahaya yang lebih besar dari bahaya itu sendiri

Sebab rasa takut lah yang membuat orang berbuat tolol

Rasa takut lah yang mendorong orang berbuat tolol

Berbuat tanpa berfikir berbuat hal yang membahayakan

Dalam permusyawaratan tuan-tuan, saya minta jangan kiranya tuan tuan terpengaruh oleh ketakutan itu

Sebab ketakutan adalah zat asam yang menciptakan perbuatan manusia, yang menjadi pola adil

Berpedomanlah pada harapan dan ketetapan hati

Berpedomanlah pada cita-cita

Berpedoman pada impian

Berpedoman lah pada angan-angan

Soekarno berpedomanlah pada cita-cita.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *