MTW Luncurkan Aplikasi Kita Pay dan Kita Peduli

by

Wartapilihan.com, Jakarta –  MTW (Majelis Ta’lim Wirausaha), setelah sukses meluncurkan Kita Mart – Pelopor Mini Market Syariah berbasis komunitas yang diminati dan didukung oleh masyarakat Muslim Indonesia – kini hadir KITA PAY.

KITA PAY adalah sebuah produk aplikasi berbasis teknologi Android untuk memberikan jaminan tranparansi dan akuntabilitas.

Melalui aplikasi ini, bisa melakukan transaksi berbagai macam pembayaran/tagihan secara elektronik. Adapun keuntungan transaksi elektronik ini termasuk nilai profit dan bagi hasilnya akan dapat dilihat secara elektronik pula.

Transparansi dan akuntabilitas diatas segalanya dalam menjalankan usaha ritel.

Dalam aplikasi Kita Pay, terdapat fitur Kita Peduli. Diharapkan umat lebih mudah dalam hal membayar Zakat, Infaq dan Sedekah. Kita Peduli menggandeng lima lembaga ZIS terbesar dan terbaik di bidangnya, seperti Rumah Zakat, IZI, Dompet Dhuafa, Baznas, dan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

“Jadi, disamping ada Kita Mart, Kita Pay, juga ada Kita Peduli. Ke depan akan ada Kita Jek, Kita Car, Kita Food dan Kita-Kita lainnya. Insya Allah akan ada 500 jasa yang akan dimunculkan. Ini semua menjadi milik umat Islam,” ungkap Pimpinan MTW, Ustadz Valentino Dinsi.

Adapun KITA PAY awalnya hadir untuk melengkapi sistem elektronik Mini Market Kita Mart. Dengan sistem ini, konsumen yang juga sekaligus sebagai pemilik Kita Mart yang terdiri dari ratusan orang tersebut dapat melihat secara real time omset, profit serta bagi hasil para investor. Dengan demikian, transparansi dan akuntabilitas bisnis Kita Mart dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

“Kasir dan supplier nggak bisa main-main, karena proses bisnisnya diawasi oleh ratusan investor setiap saat,” tutur Ustadz Valentino Dinsi, pendiri Kita Mart.

Hari ini, Senin (19/6/2017) dilakukan Launching Apps Kita Peduli di Ruang BPPT, dengan rangkaian acara sebagai berikut:

Pembukaan, Tilawah Al Qur’an, Launching Kita Pay dan Kita Peduli. Kemudian Speech Sharing Economy yang disampaikan oleh Sujana (CEO Kita Mart dan Sekjen MTW), Tausyiah Ramadhan oleh Ustadz Valentino Dinsi, dilanjutkan dengan buka bersama.

Kebangkitan Ekonomi Umat

Saat ini permintaan untuk menghadirkan Kita Mart cukup banyak. Bukan hanya kawasan Jadebotabek, tapi juga di seluruh Indonesia.

Melihat banyaknya permintaan tersebut, seperti diakui Valentino Dinsi, pihaknya tak bisa mengkover kebutuhan itu.

“Saat ini, kita baru bisa mengkover Jabotabek, dan Jawa Barat,” kata Valentino Dinsi.

Untuk mengantisipasi permintaan yang besar itu, Kita Mart yang digawangi oleh Majelis Taklim Wirausaha (MTW) berkolaborasi dengan Chairul Tanjung, owner Carrefour dan Transmart, untuk mensuplay kebutuhan Kita Mart di seluruh Indonesia.

“Beliau sangat mendukung Kita Mart untuk dibuka di seluruh Indonesia. Terlebih Kita Mart lahir dari sebuah gerakan untuk membangun ekonomi umat Islam,” ujar Valentino Dinsi.

Bukan hanya menggandeng Transmart, tapi juga bekerjasama dengan sebuah lembaga riset dan auditor terbaik di dunia.

“Kita Mart dan MTW dalam strategi bisnisnya akan bekerjasama dengan lembaga yang terbaik dan terbesar di bidangnya,” kata Valentino Dinsi.

Kita Mart diharapkan menjadi bisnis model, mimpinya adalah mengembangkan 100.000 Kita Mart berbasis masjid dan masyarakat sekitar.

MTW sebagai penggerak kebangkitan ekonomi umat dengan spirit 212, tentu bukan hanya sekedar mendirikan retail, tapi membangun ekonomi umat.

“Kami mengkampanyekan kebangkitan ekonomi umat, bukanlah setelah 212. Sejak 12 tahun yang lalu, kami sudah membuat gerakan ‘Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian’. Jika kemudian ada momentum 212, maka spirit ini harus dirawat,” ungkap Valentino Dini yang mengawal kebangkitan umat di bidang ekonomi.

Menanggapi munculnya retail-retail berbasis komunitas, Valentino menyambut baik. Ini membuktikan MTW selalu menjadi pelopor. Karena itu, sesama muslim harus saling mensupport, bukan saling menjelekkan satu sama lain.

“Dengan bermunculnya mart-mart yang lain dari kalangan umat Islam, itu semakin bagus, dan menunjukkan pasrtisipasi atas kebangkitan ekonomi umat Islam. Terpenting, kita harus sinergis. Jangan jeruk makan jeruk, jangan saling menjelekkan dan mematikan. Kita harus bergandengan tangan, saling support , sehingga usaha kita menjadi berkah. Sesama mukmin itu bersaudara, bukan hanya dalam hal agama, tapi juga dalam berbisnis,” paparnya.
Ke depan, Kita Mart akan mengembangkan hypermart dengan nilai investasi sebesar 100-200 milyar. Seperti diketahui, saat ini industri ritail naik 14-17%, tapi industri supermarket dan hypermarket turun 7 %. Sedangkan, Carrefour dan Transmart naik, karena adanya inovasi.

Tentang Kita Mart

Berbekal spirit Aksi 212, Majelis Ta’lim Wirausaha (MTW) yang dipimpin oleh Ustadz Valentino Dinsi, bertekad, hingga tahun 2030 mendatang, Indonesia punya 20 juta usaha level UMKM di 100 ribu masjid.

Keberhasilan masjid dalam mencapai tujuan dan menjalankan fungsinya dalam pemberdayaan umat, banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang menjalankan organisasi masjid tersebut.
Karena itu, kebijakan pembinaan banyak diarahkan pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepemimpinan yang perlu dimiliki kader dari masjid tersebut, sehingga akan lahir kader dengan mental pengusaha melalui pemberdayaan masjid.

Untuk mendukung kebutuhan tersebut, MTW melaksanakan program untuk menyiapkan kader-kader terbaik masjid dalam kegiatan “Latihan Kader Masjid Mandiri”. Dalam rangka itu MTW ingin membangun kepemimpinan, spiritual dan mental wirausaha untuk mewujudkan masjid yang berdaya dan bermanfaat untuk umat.

Sejak Aksi 212, spirit 212 menyebar dalam hati jutaan umat Islam Indonesia. Salah satu poin yang nyata adalah harapan dan keinginan segera hadirnya kekuatan ekonomi umat yang berkeadilan. Spirit 212 telah membangkitkan kembali energi umat Islam untuk membangun bangsanya.
Masih tingginya angka kemiskinan mencapai angka 10,86 persen dari total penduduk dan tingginya tingkat kesenjangan pendapatan, menurut data Bank Dunia (2016) menunjukkan, bahwa 1 persen kelompok tertentu (bukan muslim) menguasai 50,3 persen kekayaan Indonesia.

“Semangat 212 dalam memajukan perekonomian bangsa harus disalurkan secara tepat agar manfaatnya bisa optimal dan bermanfaat untuk umat Islam,” ungkap Ustadz Valentino Dinsi.

Sekilas MTW

Majelis Ta’lim Wirausaha (MTW) didirikan oleh Ustadz Valentino Dinsi, SE, MM, MBA pada tanggal 17 Maret 2015 lalu . Kemudian Gerakan Membangun Ekonomi Umat Berbasis Masjid dicanangkan pada 24 September 2016 di Masjid Istiqlal.

MTW telah mengadakan Pelatihan Mandiri Masjid: Membangun Ekonomi Umat Berbasis Masjid yang dihadiri lebih 5.000 orang perwakilan 2.353 masjid dari seluruh Indonesia dan Malaysia.

Follow up dari Pelatihan Masjid Mandiri dan untuk tetap menjaga spirit 212 adalah Latihan Kader Masjid Mandiri, sebuah pelatihan untuk membangun ekonomi umat berbasis masjid serta mencetak Pemimpin Masa Depan Indonesia, dan menyatukan umat Islam di bidang ekonomi serta mengfungsikan masjid sebagaimana fungsi masjid di zaman Rasululah Saw.

Mengapa masjid? Valentino Dinsi menjelaskan, setibanya hijrah dari Makkah ke Madinah, Muhammad Saw melakukan tiga hal: membangun masjid, mempersaudarakan Muhajirin dan Anshor (setelah itu turun perintah Zakat, Infaq dan Shadaqoh), kemudian membangun ekonomi dengan memerintahkan Abdurrahman bin Auf untuk menguasai pasar yang sebelumnya dikuasai Yahudi. Setelah tiga gerakan itu, Islam menyebar ke penjuru dunia hingga ke Indonesia.

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia HM Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan, di Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 850 ribu masjid dan mushalla yang terdaftar, bagaimana dengan yang tidak terdata? Sementara itu, penduduk Indonesia berjumlah 254,9 juta jiwa.

Selama ini kita bangsa Indonesia hanya menjadi Pasar dan Konsumen semata, saatnya umat Islam mengambil peran ekonomi.

Belajar dari Turki

Turki dalam 10 tahun dibawah Erdogan menjelma menjadi negara industri yang maju, bebas hutang dan pusat keuangan nomor empat di dunia. Erdogan menjadi contoh kepemimpinan bagi negara-negara muslim di dunia.

Yang telah dilakukan Erdogan dari sisi politik, ekonomi, sosial dan budaya, namun yang paling fenomenal adalah Gerakan shalat Subuh berjamaah di masjid, Gerakan Zakat, Infaq dan Shadaqah, serta Gerakan Ekonomi Umat.

“Apa yang dilakukan Erdogan hanyalah mencontoh apa yang telah dilakukan Rasulullah Saw. MTW merasa terpanggil untuk membangun kembali ekonomi umat dengan menjadikan masjid sebagai basis utama pembinaan umat, sebagaimana di masa Rasulullah Saw,” ungkap Valentino.

MTW yang telah menghasilkan puluhan ribu pengusaha dari masjid, ditambah sistem dan teknologi, Insyaallah Gerakan Ekonomi Berjama’ah, membangun ekonomi umat berbasis masjid akan tersebar luar ke seluruh Indonesia.

“Hari ini Indonesia ramai gerakan shalat Subuh berjamaah, lalu tumbuh lembaga Ziswaf (zakat, infaw, dan shadaqah). Kini tinggal Gerakan Ekonomi Umat saja yang akan kita mulai. Apa yang MTW lakukan melalui Gerakan Membangun Ekonomi Umat Berbasis Masjid adalah salah satu upaya membangkitkan ekonomi umat,” ungkap Valentino. Dinsi. []

Izzadina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *