WARTAPILIHAN.COM, Jakarta – Ikatan Keluarga Alumni Perguruan Tinggi Dakwah Indonesia (IKA PTDI), Jumat (2/6), mengadakan diskusi Siyasah Syar’iyyah bersama Direktur Lembaga Studi Islam Jakarta, MS. Suhary. Dalam kesempatannya ia mengatakan, untuk menegakan syariat Islam diperlukan adanya `power`, power ini harus dipersiapkan untuk mencapai sasaran dan tujuan.
“Ummat Islam harus bisa memulihkan dan mengembalikan dirinya agar menjadi ummat yang terhormat, memiliki nilai peradaban yang tinggi, political will (ilmu pengetahuan dan kemauan politik) dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” kata M.S Suhary.
Selain itu, lanjut Suhary, usaha menegakan syariat Islam tidak dibatasi oleh sebuah kawasan dalam area kekuasaan yang dimiliki manusia. Islam tidak dibatasi oleh batasan kekuasaan negara atau kehidupan suatu bangsa. Akan tetapi, syariat Islam mempunyai resonansi yang sangat luas, menembus alam semesta.
“Jadi pembinaan ummat Islam secara keseluruhan harus dengan revolusi simultan, dimana pembinaan unmat harus dari berbagai aspek ajaran Islam, tinggal soal metodologi yang harus dikembangkan,” sambung Suhary.
Menurutnya, dalam menegakan dan membangun struktur masyarakat Islam di Indonesia ada 4 langkah. Pertama, strategi pembinaan. Kedua, perombakan sistem. Ketiga, mengembangkan lembaga-lembaga studi dan pengkajian Islam dan keempat, mengembangkan dakwah Islamiyah.
“Partai Islam harus berwibawa dan memiliki keberanian (saja’ah) yang dapat dipertanggung-jawabkan, serta rela untuk berkorban dan berjuang semaksimal mungkin demi tegaknya syariat Islam di bumi Allah,” saran dia.
Terakhir, ia menginginkan ummat Islam mampu menciptakan integrasi ummat dan mampu memperbaiki dirinya baik dalam bidang akidah, sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan lain sebagainya.
“Tentu hal ini harus dimulai oleh para pemimpin, kaum cendikiawan muslim dan para alim agar hal ini menjadi contoh suri tauladan di masyarakat dan orang-orang awam sedikit demi sedikit dapat mengetahuinya,” tutupnya.
Sejarah PTDI
Perguruan Tinggi Da’wah Islam (PTDI) adalah lembaga pendidikan tinggi formal dibawah badan hukum Yayasan Pesantren Islam (YAPIS). PTDI didirikan sejak tahun 1962 dengan SK (Surat Keputusan) Departemen Agama RI No. B-II/A-J/PTA/1962 tanggal 15 januari 1962 dalam status terdaftar.
Lembaga ini dulu bernama ADI (Akademi Da’wah Islam). Dalam rangka pengembangan aspek keilmuan dan profesionalitas, pada tahun 1970 dirubah menjadi PTDI. Pada tahun 1994, sebagai upaya penyesuaian legalitas akademi, ditetapkanlah PTDI sebagai Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI). dengan tanpa menghilangkan nama PTDI karena sudah menjadi Icon (simbol) selama ini, maka nama lembaga ini menjadi STAI-PTDII dengan SK Dirjen pendidikan Islam No. 1222 Tahun 2012).
STAI-PTDI saat ini memiliki tiga Program studi yaitu Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Muamalat (Ekonomi Syari’ah) dan Alhamdulillah semua program studi telah terakreditasi BAN-PT.
PTDI terletak di Jl. Tawes No.21-22, RT.4/RW.8, Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14310 persis dekat Stasiun dan Terminal Tg. Priok.
Reporter: Ahmad Zuhdi