Minyak Jelantah Dibuang Sayang, Wakafkan Saja…Bisa, Gitu?

by

Pernah dengar anjuran hanya menggunakan minyak goreng 2 kali penggorengan saja? Seorang ahli gizi bahkan hanya merekomendasikan hanya sekali pakai untuk minyak kelapa sawit (palm oil), jadinya hanya cocok untuk tumis-tumis aja ya…tidak cocok untuk Deep Fry.

Wartapilihan.com, Depok– Boleh berkali-kali untuk minyak kelapa darat (coconut oil). Itu pun maksimal 6-7 kali saja. Lalu, bagaimana dengan minyak bekas/minyak jelantahnya? Dibuang langsung ke lingkungan? Stop do that…!

Memang minyak jelantah sebaiknya tidak digunakan kembali karena telah terkontaminasi oleh bahan makanan yang telah digoreng sebelumnya dan mengandung senyawa yang dapat membahayakan kesehatan jika dikonsumsi.

Namun, jangan salah… minyak jelantah masih dapat dimanfaatkan dengan cara didaur ulang menjadi bahan bakar alternatif atau bahan baku pembuatan produk seperti sabun atau lilin. Proses pengolahan minyak jelantah harus dilakukan dengan benar dan memenuhi standar keamanan dan kesehatan agar tidak menimbulkan risiko bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Oleh karena itu, sebaiknya minyak jelantah disimpan dan dibuang dengan cara yang benar, yaitu dengan menuangkan minyak jelantah ke dalam wadah yang tertutup rapat dan kemudian dibuang ke tempat yang sudah disediakan khusus. Jangan membuang minyak jelantah ke dalam saluran pembuangan air karena dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan infrastruktur serta menyebabkan masalah pada sistem pembuangan air.

Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mendaur ulang minyak jelantah yang dilakukan tempat khusus daur ulang minyak jelantah:

  1. Saring dan Bersihkan Minyak Jelantah

Saring minyak jelantah dengan menggunakan saringan kain atau tissue untuk memisahkan bahan-bahan asing seperti kerupuk atau sisa-sisa bahan makanan yang bisa membusuk. Bersihkan wadah minyak jelantah dan pastikan tidak ada sisa-sisa bahan makanan atau kerak yang menempel.

  1. Proses Pembuangan Air

Minyak jelantah mengandung air yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin jika digunakan sebagai bahan bakar. Oleh karena itu, sebelum diproses, minyak jelantah harus dibuang terlebih dahulu air yang ada di dalamnya. Caranya adalah dengan memanaskan minyak jelantah dalam wadah yang aman, sehingga air yang terkandung dalam minyak jelantah akan menguap dan dapat dikeluarkan melalui uap yang dihasilkan.

  1. Proses Filtrasi

Setelah air terbuang, maka minyak jelantah perlu difiltrasi untuk menghilangkan kotoran, seperti sisa-sisa kerupuk, daging atau ayam. Gunakan kain khusus atau filter khusus untuk menyaring minyak jelantah, sehingga kotoran yang terdapat dalam minyak dapat terfilter.

  1. Proses Pemurnian

Setelah proses penyaringan, minyak jelantah masih mengandung senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan masalah pada mesin atau kesehatan manusia jika digunakan atau dimakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses pemurnian dengan menggunakan bahan kimia tertentu, seperti kalsium hidroksida atau karbon aktif.

  1. Pengolahan Selanjutnya

Setelah proses pemurnian, minyak jelantah siap untuk didaur ulang dan dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif atau bahan baku pembuatan produk seperti sabun atau lilin. Pengolahan selanjutnya bergantung pada tujuan penggunaan minyak jelantah yang didaur ulang.

Penting untuk diingat bahwa proses daur ulang minyak jelantah harus dilakukan dengan hati-hati dan memenuhi standar keselamatan dan kesehatan agar tidak menimbulkan risiko bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, sebaiknya proses daur ulang dilakukan oleh pihak yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam pengolahan minyak jelantah.

Bagaimana dengan kita di rumah tangga? Kita juga dapat berperan aktif dalam membantu proses daur ulang minyak jelantah dengan melakukan tindakan-tindakan berikut:

  1. Mengumpulkan Minyak Jelantah

Setelah memasak dengan minyak, jangan langsung membuang minyak jelantah ke saluran pembuangan air. Alih-alih membuangnya, simpanlah minyak jelantah dalam wadah yang tertutup rapat dan simpan di tempat yang aman. Setelah terkumpul dalam jumlah yang cukup, kita dapat membawa minyak jelantah ke tempat daur ulang terdekat.

  1. Menggunakan Minyak Secara Efisien

Penggunaan minyak yang efisien dapat membantu mengurangi jumlah minyak jelantah yang dihasilkan. Saat memasak, gunakanlah jumlah minyak yang secukupnya dan hindari memanaskan minyak terlalu lama. Dianjurkan kita punya thermometer masak, sehingga bisa mulai memasak pada suhu optimal (sekitar 150 derajat Celsius).

  1. Membeli Produk Daur Ulang

Untuk mendukung industri daur ulang, rumah tangga dapat membeli produk-produk yang dibuat dari bahan daur ulang, seperti sabun atau bahan bakar alternatif yang terbuat dari minyak jelantah.

  1. Mengetahui Lokasi Tempat Daur Ulang

Kita dapat mencari informasi mengenai lokasi tempat daur ulang minyak jelantah terdekat dan membawa minyak jelantah yang telah terkumpul ke tempat tersebut untuk didaur ulang.

Dengan melakukan tindakan-tindakan di atas, kita dapat membantu mengurangi dampak negatif dari penggunaan minyak jelantah terhadap lingkungan dan juga mendukung keberlanjutan lingkungan hidup.

Untuk pembaca yang tinggal di Perumahan Permata Depok dan sekitarnya, ada program Minyak Jelantah Berkah yang digagas Komunitas TaPeuLi (Tangan Peduli Lingkungan). Mungkin ada juga program serupa di Perumahan lain ya…

Program Minyak Jelantah Berkah komunitas TaPeuLi ini, laksana gayung bersambut, mendapat dukungan dari Program Green Wakaf  Yayasan Al-Ihsan Permata Depok. Keduanya bersinergi untuk mempermudah bagi kita bila ingin berpartisipasi pada program ini. Mereka menyediakan tempat penampungan, sekaligus menyediakan layanan jemput bila diperlukan.

Kelebihan lain dari program yang mereka lakukan adalah adanya alternative untuk kita, bila minyak jelantah yang kita kumpulkan ingin disalurkan sebagai wakaf. Sangat menarik, bila kita bisa berwakaf hanya dengan sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan lagi.

Seperti kita ketahui, wakaf adalah amalan yang akan menjadi amal jariyah. Pahalanya akan terus mengalir bahkan setelah kita tidak ada lagi di dunia ini. Keren, bukan? Ayo, join this program now!

Abu Faris (Praktisi, Alumni Certified Permaculture Design Course 7th, Bumi Langit Institute Yogyakarta)

 

Anda tertarik bergabung? Silakan kontak ke

Komunitas TaPeuLi:

Perumahan Permata Depok Sektor Berlian II Blok H4, Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Cipayung-Kota Depok – Jawa Barat

Kontak Humas :

0815-1927-1016 (Windiana)

0813-1149-4080 (Rini Dian P.)

Email : tanganpedulilingkungan@gmail.com

Web: http://www.tanganpedulilingkungan.com/

Atau

Green Wakaf Al-Ihsan (GWA):

Web: https://wakaf.masjidalihsanperdep.or.id/

FB: https://www.facebook.com/profile.php?id=100071491952827

Layanan Jemput Wakaf: Salman (WA): +62 896-0324-9663

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *