Menengok Pameran Lukisan Kaligrafi

by

WARTAPILIHAN.COM, Jakarta – Menjelang bulan Ramadhan, dosen-dosen dari program Studi Seni Murni Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta bekerjasama dengan Lembaga Kaligrafi Alquran (LEMKA) mengadakan pameran seni kaligrafi, dari tgl 20 sd 30 Mei. Dalam pameran ini, kaligrafi yang dimaksud lebih merujuk kepada Seni Kaligrafi Islam, yang berkembang di negara-negara yang umumnya memiliki warisan budaya Islam.

“Seni Kaligrafi Islam awalnya merupakan alat utama untuk melestarikan ayat-ayat suci, saat ini telah berkembang menjadi ekspresi seni khususnya dalam berbagai budaya Islam. Seni kaligrafi saat ini menjadi sebuah bentuk ekpresi seni yang sangat dihargai dan menjadi karya koleksi seperti karya seni rupa lainnya,” kata Dekan FSR-IKJ, DR. Indah Tjahjawulan.

Pameran ini mengusung Tafakur, yang berarti berpikir dengan mengingat Allah SWT, dengan 35 perupa yang mengolah kaligrafi ini melalui berbagai medium dengan berbagai gaya, figural, ekspresif, abstraksi, maupun kontemporer, memperlihatkan sebagian kecil dari kekayaan ekspresi seni kaligrafi Islam yang telah mendunia.

“Kami mengharapkan, ekspresi seni kaligrafi Islam ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi setiap insan yang mengapresiasi dan menimbulkan kesadaran untuk lebih menghargai Sang Pencipta,” demikian kata Indah Tjahjawulan.

Senada dengan hal itu, Kaligrafer Indonesia, Didin Sirojuddin AR mengungkapkan, perjalanan kaligrafi sesungguhnya adalah perjalanan mencari `gaya-gaya` sehingga lahirlah ratusan langsap huruf yang mengembangkan pula aneka turunannya.

“Pameran di TIM ini sangat sesuai untuk lebih menguatkan bahkan menggedor kesadaran budaya para Khattat/Kaligrafer Indonesia agar terus berujicoba mengolah style kaligrafi kontemporer yang sedang ngetren sengolah,” ungkapnya.

Mengapa perlu berujicoba melahirkan gaya-gaya baru? Jawabannya dikemukakan oleh kaligrafer aktif Tunisia Naja Al-Mahdawi: karena Al Khattu maddatun Hayatun, kaligrafi adalah materi hidup. Al-Mahdawi sendiri mengakui kelenturannya dengan mengatakan “saya dapat mengolahnya sesuka saya, kapan saja saya mau”.

“Kami berharap pameran ini berhasil memenuhi 5 tujuan kaligrafi yaitu tujuan didaktik, tujuan edukatif, tujuan praktis, tujuan estetis, dan tujuan ekonomis. Semoga pameran ini sukses dan dapat menggoda para kaligrafer termudah untuk digelar dalam pameran-pameran berikut yang lebih besar,” tutupnya.

Reporter: Satya Wira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *