Menurut Salim Segaf, kita yakin dan optimis perdamian akan terwujud di dunia ini jika masing-masing kita selalu berusaha menemukan titik temu dari setiap perbedaan.
Sementara itu, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini, mengapresiasi peran UNHCR selama ini dalam menyelamatkan pengungsi dan korban konflik. Menurutnya hal ini sungguh satu tugas kemanusiaan dan peradaban yang sangat mulia.
Meski demikian, Jazuli terus mendorong agar PBB semakin kuat dalam upaya mencegah dan menyelesaikan konflik dan kekerasan di berbagai belahan dunia, baik konflik atas nama rasial atau politik kekuasaan.
Akibat konflik, menurut Anggota Komisi I DPR ini sungguh sangat memilukan. Hampir 47 juta orang di dunia menjadi pengungsi dan tercerabut dari lingkungan sosialnya. Yang datang dan ditangani negara Indonesia, baik yang terdaftar di UNHCR maupun yang tidak terdaftar mencapai 13 ribu orang.
“Sungguh menyedihkan nasib pengungsi korban konflik. Di Suriah saja mencapai 5,6 juta orang, pengungsi Rohingya mencapai 1,2 juta orang yang memasuki negara Banglades. Sementara 5 juta warga Palestina kini mengungsi ke berbagai negara. Para pengungsi Rohingya misalnya nasibnya kini tak menentu, jika mereka kembali ke Myanmar sudah tak jelas lagi tempat tinggalnya. Nasib yang sama dialami oleh pengungsi lainnya yang negaranya masih dilanda konflik,” ungkap Jazuli.
Lebih lanjut Jazuli menjelaskan, ia membawa misi menyuarakan keprihatinan sekaligus kepedulian terhadap penanganan kemanusiaan para pengungsi korban konflik khususnya di Rohingnya, Suriah, Palestina, Srilanka dan lain lain sambari mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kerja keras UNHCR demi kemanusiaan dunia selama ini.
Dalam pernyataannya di depan Komisi UNHCR, Ketua Fraksi PKS meminta PBB khususnya UNHCR lebih serius dan kuat dalam menghentikan konflik kekerasan atas nama apapun karena korbannya sungguh tak terperi dari anak-anak, perempuan dan orang tua.