Ma’ruf Amin tak Dilibatkan Susun Kabinet?

by
Mardani Ali Sera. Foto: Istimewa

Tantangan pemerintahan Jokowi periode II baik di nasional dan global akan semakin kompleks sehingga perlu kolaborasi, harmoni, kerja keras dan cerdas menghadapi tantangan tersebut. Salah satu kunci sukses pembangunan negara adalah bisa menjadikan Presiden dan wakil presiden seperti dwi tunggal.

Wartapilihan.com, Jakarta — Wacana bergabungnya Gerindra ke dalam Koalisi Jokowi terus bergulir, sejumlah nama-nama menteri tengah dipersiapkan untuk pelantikan pada 23 Oktober mendatang.

Namun, kabar tak sedap datang berseliweran di beberapa lini media, baik media massa maupun media sosial. Kabarnya, wapres kiai Ma’ruf Amin tak dilibatkan dalam penyusunan kabinet 2019-2024.

“Jika benar, ini tidak baik baik secara prosedural bernegara, apalagi secara substansial,” kata politisi PKS, Mardani Ali Sera, Jumat (26/7)

Menurutnya, langkah membangun negeri diawali adanya keharmonian hubungan antara Presiden dan Wakil Presiden. Apalagi kiai Ma’ruf punya banyak kelebihan.

“Jika melihat pemilih NU yang solid dilandasi karena tokoh penting NU yaitu kiai Maruf menjadi wapres, jelas keberadaan beliau membuat suara pilpres 01 meningkat,” ujar Mardani.

Ia menilai, secara fakta kemenangan Jokowi banyak ditentukan oleh Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dimana kedua daerah tersebut NU punya basis kuat, sehingga suara naik signifikan. Maka, wajar jika NU sebagai bagian utama dari Koalisi Jokowi dihargai dan diberi tempat.

“Sebagai organisasi muslim terbesar di Indonesia dengan jumlah kader 90 juta (2015), kontribusi NU mencerdaskan dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia tak perlu diragukan lagi,” katanya.

Ke depan tantangan pemerintahan Jokowi periode II baik di nasional dan global akan semakin kompleks sehingga perlu kolaborasi, harmoni, kerja keras dan cerdas menghadapi tantangan tersebut. Salah satu kunci sukses pembangunan negara adalah bisa menjadikan Presiden dan wakil presiden seperti dwi tunggal.

“Yang saling menghargai dan saling mendengar, sudah seharusnya pemimpin negara harmonis,” tuturnya.

Maka itu, ia mendorong agar Presiden dan Wapres dapat optimal bekerja sama sejak awal. Oposisi konstruktif ingin bangsa ini berjalan sesuai konstitusi dan moralitas prosedur yang benar.

“Pemilihan kabinet sebagai pondasi pemerintahan, jika wapres tidak dilibatkan menyusun kabinet dapat membuat kerenggangan, karena kedepan mereka yang menentukan kebijakan,” pungkasnya.

Adi Prawiranegara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *