Lombok Darurat Rumah Sakit

by
Anggota BAZNAS, Emmy Hamidiyah (tengah) mengatakan BAZNAS mengambil peran penting sebagai lembaga Pemerintah non struktural untuk pelayanan kebencanaan dalam bentuk Rumah Sakit Lapangan. Foto: Zuhdi.

“Para pasien dirawat di tengah jalan raya. Ada juga yang diungsikan ke lapangan kantor Gubernur NTB yang berada tidak jauh dari rumah sakit.”

Wartapilihan.com, Jakarta — Gempa berkekuatan 7 skala richter (SR) terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan wilayah dan korban terparah di Lombok Tengah dan Lombok Timur pada, Ahad (5/8) petang.

Gempa kali ini merupakan yang terbesar sejak pekan lalu dan menimbulkan korban jiwa sedikitnya data terakhir 93 orang meninggal dunia, 209 orang terluka, dan ribuan warga mengungsi dan ratusan bangunan baik rumah maupun fasilitas publik mengalami kerusakan. Gempa ini juga dirasakan kuat dan menimbulkan korban jiwa dan luka serta kerusakan di wilayah Bali.

Seperti dikutip dari Antara, berdasarkan pantauan pada kemarin, ruang UGD RSUP NTB sudah tidak mampu menampung para pasien. Bahkan, petugas terpaksa menempatkan pasien di area parkir.

Pasien yang dibawa oleh keluarganya sebagian besar mengalami luka di bagian kepala dan ada yang menderita patah tulang kaki atau tangan.

Mereka yang dirawat terdiri atas anak-anak, orang dewasa, lanjut usia. Sebagian besar kaum perempuan.

“Saya luka di bagian kepala karena tertimpa reruntuhan bangunan. Perut saya sakit menggendong anak saya ketika mencoba menahan tembok yang mau runtuh,” kata Fitri salah seorang warga desa Puyung Waker Sumpak, kabupaten Lombok Tengah.

Begitu juga dengan kondisi di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Mataram. Para pasien dirawat di tengah jalan raya. Ada juga yang diungsikan ke lapangan kantor Gubernur NTB yang berada tidak jauh dari rumah sakit.

Bahkan, mayat seorang santri kelas satu MTs di Kabupaten Lombok Barat, yang tewas tertimpa reruntuhan bangunan dibiarkan di dalam mobil ambulans yang terparkir di tengah jalan raya depan RSAD Mataram karena petugas medis juga panik dan ada yang pingsan.

Guna membantu saudara yang tertimpa musibah gempa, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyiapkan Rumah Sakit Lapangan untuk membantu para Korban gempa 7 SR yang mengguncang Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (5/8). Rumah sakit ini dibangun di Desa Sanggar Sari, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB.

Anggota BAZNAS, Emmy Hamidiyah mengatakan BAZNAS mengambil peran penting sebagai lembaga Pemerintah non struktural untuk pelayanan kebencanaan dalam bentuk Rumah Sakit Lapangan.

“Untuk membangun Rumah Sakit Lapangan tersebut, BAZNAS mengerahkan enam dokter dan tujuh orang perawat serta belasan tenaga rescue untuk membantu masyarakat mendapatkan perawatan medis,” ujar Emmy dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/8).

Rumah sakit ini akan dibangun menggunakan tenda dari BNPB di Desa Sanggar Sari, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Menurut dia, lokasi ini dipilih karena berada di area perbukitan yang jauh dari Posko Induk, dimana hampir seluruh rumah mangalami kerusakan.

“Pos kita berdiri di daerah tersebut agar mudah menjangkau dan terjangkau bagi masyarakat terdampak,” tuturnya.

Ia mengatakan, saat ini tim di lapangan sedang berkoordinasi dan mempersiapkan area untuk pemasangan tenda.

“Kita mendapat ijin untuk menggunkan tenda BNPB, dan saat ini sedang persiapkan,” katanya.

Selain Rumah Sakit Lapangan, BAZNAS juga akan mendirikan tenda pengungsi lengkap dengan dapur umum.

Kepala Divisi Pendistribusian BAZNAS Nasir Tajang sekaligus Komandan Aksi BAZNAS untuk Gempa Bumi di Lombok mengatakan, Tim terus merespon kebutuhan para pengungsi.

Ia mengatakan, berdasarkan pengalaman dalam menanggani krisis akibat bencana, kekurangan fasilitas kesehatan dan kerusakan fasilitas kesehatan yang terjadi sering menganggu pelayanan kesehatan.

Selain itu, dalam situasi darurat bencana, timbul korban massal yang memerlukan penguatan fasilitas kesehatan yang ada untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi korban bencana.

“Kami berharap Pembentukan Rumah Sakit Lapangan BAZNAS merupakan bentuk nyata dalam penanggulangan kebencaan untuk menjamin kesehatan kebencanaan,” tandasnya.

Kemanfaatan penanggulangan kebencanaan kesehatan berkelanjutan dan peningkatan pelayanan kesehatan kebencanaan yang maksimal terhadap penanggulangan kesehatan.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *