Rukyatul hilal bagian dari ibadah dan bentuk kontribusi dalam melestarikan peradaban Islam dari pengembangan falakiyah.
Wartapilihan.com, Jakarta – Pernyataan tersebut disampaikan KH Nasir Zein, MA Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta.
“Rukyatul Hilal atau melihat bulan di waktu petang pada tanggal 29 kalender Hijriyah selain dimaksudkan untuk menentukan awal bulan Hijriyah apakah terjadi besok atau lusa, juga bernilai ibadah (ta’abbudi) sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para Sahabat,” terang Kiai Nasir Zein, Selasa (9/4/2024).
Kiai Nasir Zein menjelaskan bahwa penetapan 1 Syawal 1445 Hijriah akan bersepakat antara pemerintah, ormas Islam, bahkan kaum muslimin di belahan dunia lainnya.
“Alhamdulillah dari informasi yang kami dapatkan, hasil hisab posisi hilal pada akhir Ramadan 1445 H di seluruh wilayah Indonesia sudah memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) dengan ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat,” jelasnya.
“Untuk di Jakarta, hilal sudah terlihat dengan tinggi 6,3 derajat dan elongasi 8,9 derajat. Adapun di seluruh wilayah Indonesia, saat matahari terbenam, ketinggian hilal berada di atas ufuk antara 4 hingga 7 derajat, sementara sudut elongasi 8 hingga10 derajat,” terangnya.
“Kita berbahagia dengan pelaksanaan salat Idul Fitri yang bersamaan antara seluruh umat Islam baik di Indonesia maupun di belahan dunia,” ujar Kiai Zein yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Rafah Bogor.
Rukyatul hilal yang dilakukan rutin tiap tahunnya oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) menurut Kaia Nasir Zein adalah sebagai bentuk praktik teknik rukyat, sekaligus melaksanakan rukyatul hilal.
“Kegiatan ini sekaligus sebagai sarana publikasi dan sosialisasi kegiatan rukyatul hilal Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPPIJ),” terangnya.
“Semoga seluruh rangkaian rukyatul hilal mendapat keberkahan dari Allah Ta’ala dan seluruh Tim Rukyatul Hilal JIC sehat dan selamat hingga pulang kembali ke Jakarta,” tutup Kiai Nasir Zein.