Bila Anda pergi ke pasar tradisional, dapat dipastikan ikan-ikan di sana, tidak ada daging ikan tuna maupun kakap yang segar; melainkan hanya kepala atau durinya saja. Kemana daging-daging itu pergi?
Wartapilihan.com, Depok –Pertanyaan itu ditanyakan oleh seorang alumni Sosiologi UI, Muarif Ambari kepada Ibu Susi, menteri kelautan dan perikanan RI. Susi tersenyum tersenyum simpul, ia mengatakan “Kamu observer sekali,” ujar Susi.
Susi membenarkan bahwa ikan-ikan itu di-fillet untuk dikirim ke negara lain, seperti Jepang dan Thailand. “Fillet (ikan tuna dan kakap) kita kirim ke Jepang. Kalau durinya dan kepalanya kan bisa dibuat sop atau bakso oleh orang Indonesia,” ungkap Susi, di Gedung Auditorium Juwono Sudarsono Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (AJS FISIP UI), Depok, Selasa, (12/9/2017).
Hal itu diberlakukan bukan tanpa alasan. Karena harga jual yang tinggi, maka Indonesia menetapkan sebagian besar ikan dikirim ke mancanegara. Penjualan di Jepang per kilogramnya bisa mencapai Rp 800.000. “Harga daging tuna dan kakap kalau dijual bisa sampai 6 hingga 7 dolar per kilogram. Sedangkan ikan cakalang saja per kilonya hanya 30.000 rupiah,” tutur Susi.
Susi mengatakan, untuk masyarakat Indonesia tidak perlu memakan ikan semahal itu. “Kan masih ada ikan tongkol, di lokal masih banyak. Harga juga terjangkau,” pungkas dia.
Sedangkan Muarif, ketika Warta Pilihan menanyakan lebih jauh terhadap dia, ia mengatakan, gizi masyarakat Indonesia juga perlu dipertimbangkan. Menurutnya, orang Indonesia juga layak memakan daging ikan tuna maupun kakap dengan harga terjangkau. Pasalnya, negara Indonesia merupakan negara maritim dan laut terluas kedua di dunia. “Harusnya masyarakat Indonesia, terutama menengah ke bawah juga bisa merasakan daging ikan tuna dan kakap, supaya gizinya baik. Orang Jepang pintar-pintar karena gizinya baik,” tanggap Muarif.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara dengan potensi tuna tertinggi di dunia. Total produksi tuna mencapai 613.575 ton per tahun dan nilai Rp 6,3 triliun yang paling dicari oleh negara Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Negara tersebut bisa menjual lagi ikan tersebut dengan harga lebih dari 100 persen.
Eveline Ramadhini