“Sesungguhnya setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci tapi orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi ” sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
Wartapilihan.com, Depok– Itu faktor pertama yang menyebabkan sesatnya anak manusia.
Dan faktor kedua, umumnya salah dalam pendidikan.
Pendidikannya tidak berjalan di atas sistem adab atau biasa disebut adabiyah.
Adapun sistem adab dalam menuntut ilmu adalah mendahulukan yang fardhu ‘ain dari pada yang fardhu kifayah ataupun yang mubah.
Dan di antara yang fardu ‘ain, yang wajib didahulukan adalah aqidah tauhid baru kemudian shalat dan kemudian yang lainnya.
Tapi banyak orang tua, atau siapa saja, seringkali lebih mendahulukan pendidikan yang bersifat duniawi semata, yaitu pendididikan yang dipandang nantinya punya peluang untuk bekerja di bidang yang mendatangkan banyak uang alias fulus, itulah yang banyak dipilih.
Anak-anak yang dididik dengan pola yang tidak beradab ini besar kemungkinan menjadi sesat dan bahkan pembangkang terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Faktor ketiga adalah masalah pergaulan atau lingkungan.
Karena pergaulan mempunyai pengaruh yang luar biasa dalam membentuk watak atau karakter anak manusia.
Namun demikian, anak yang salah didik dan salah gaul tadi pasti juga Allah beri petunjuk sebagaimana manusia yang lain karena Allah memiliki sifat kasih kepada semua hamba-Nya.
Tapi anak tersebut boleh jadi menolak petunjuk Allah.
Dan Allah berkuasa membiarkannya sesat atau mungkin membuatnya malah jadi bertobat, karena Allah dapat membolak balik hati manusia menurut kehendak-Nya.
Tapi harus diingat bahwa, Allah juga telah menghadirkan hukum dunia yang disebut sunnatullah sebagai ujian, yaitu siapa yang berjuang untuk meraih kebaikan in sya Allah akan mendapatkannya, dan siapa yang berjuang untuk meraih keburukan maka juga akan memperolehnya.
Namun, sekali lagi harus diyakini bahwa Allah dapat menyesatkan dan menyelamatkan disebabkan karena kekuasaan-Nya adalah mutlak.
Tapi tentu juga bahwa Allah maha pengasih dan penyayang.
Dia tidak menghukum karena ketersalahan hambanya terkecuali terlebih dahulu dengan mengutus para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan petunjuk dari-Nya.
Hanya saja banyak manusia yang membangkang walaupun Allah telah mengutus para Nabi dan Rasul yang jumlahnya ribuan untuk menunjukinya ke jalan yang benar.
Umumnya orang-orang yang membangkang dan tak acuh dengan petunjuk inilah yang Allah biarkan di dalam istidraj.
( Iwan Wientania )