Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap menjumpai orang yang cerdas dan berIQ tinggi, namun hidupnya terasa biasa-biasa saja. Sebaliknya, ada juga mereka yang kecerdasannya biasa saja tapi mampu meraih hidup sukses dan bahagia. Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: apa sebenarnya kunci kesuksesan yang sesungguhnya?
Wartapilihan.com, Jakarta– Jamil Azini, motivator dan inspirator yang juga seorang pembicara spiritual, dalam video berjudul “Keberuntungan Dalam Hidup || Spiritual Leader” mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama yang sering terlupakan dalam kesuksesan adalah keberuntungan. Menurutnya, keberuntungan bukan sekadar hasil kebetulan, melainkan perpaduan antara bakat, kesiapan, dan kemampuan menjemput peluang yang datang tak terduga.
Pengalaman pribadi Jamil menguatkan pandangan ini. Dulunya, Jamil berasal dari keluarga yang sangat sederhana bahkan miskin. Saat lulus SMA, kondisi keluarga memutuskan agar Jamil tidak melanjutkan kuliah karena keterbatasan ekonomi. Namun, takdir berkata lain. Jamil diterima tanpa tes di Institut Pertanian Bogor (IPB) yang membawa keberuntungan besar dalam hidupnya. Meski tanpa biaya yang cukup, keluarganya berusaha keras, bahkan sangat memprihatinkan, untuk menanggung biaya kuliah tersebut. Ini menjadi titik awal perubahan hidup dan karier Jamil.
Menurut riset tiga peneliti dari University of Catania, Plucino, Bondo, dan Rapisarda, kesuksesan bukan hanya tentang kecerdasan paling tinggi, tapi mereka yang punya bakat dan kesiapan menjemput keberuntungan itulah yang paling sukses. Jamil menegaskan bahwa keberuntungan bisa berupa pertolongan Allah yang datang dalam bentuk peluang di tengah keterbatasan. Oleh karena itu, keberuntungan sering kali datang pada orang yang terus bergerak dan berani mencoba meski dalam situasi kurang ideal.
Lebih lanjut, Jamil menyampaikan empat prinsip utama orang yang beruntung berdasarkan penelitian Profesor Richard Wiseman dari University of Hsire. Pertama, peka terhadap peluang. Kedua, mengikuti intuisi. Ketiga, berpikiran positif terhadap masa depan. Keempat, mengubah kesialan menjadi pembelajaran. Keempat prinsip ini juga sangat relevan, karena dari kegagalan dan kesialan kita bisa belajar dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Konsep ini juga sejalan dengan nilai-nilai Islam, di mana usaha yang sungguh-sungguh harus diiringi dengan tawakkal (penyerahan diri kepada Allah), kesabaran, dan rasa syukur atas segala ujian dan rezeki yang diberikan. Keberuntungan yang sejati bukan hanya soal kebetulan, melainkan hasil usaha, kesiapan mental, doa, dan keyakinan pada campur tangan Allah.
Dalam bukunya Great by Choice, Jim Collins juga menuliskan bahwa keberuntungan datang kepada semua orang, tapi tidak semua orang siap menjemputnya. Ada yang panik, mengeluh, atau menunda bertindak ketika peluang datang, sementara yang lain siap memanfaatkan peluang tersebut. Keberuntungan besar pun terjadi tatkala kita bisa menggunakan kesempatan tersebut untuk membantu orang lain bertumbuh.
Jamil pun mengajak setiap orang untuk terus menyiapkan diri dengan cara peka terhadap peluang, berani mencoba dan bergerak, menyiapkan diri dan hati penuh syukur. Dengan konsistensi pada sikap ini, keberuntungan pun akan “diundang” dan bukan hanya sekadar dicari.
Sebagai kesimpulan, keberuntungan adalah faktor penting yang tidak boleh diremehkan dalam perjalanan menuju kesuksesan. Melalui perpaduan usaha, kesiapan, sikap positif, dan berserah diri kepada Allah, keberuntungan akan hadir dan membawa perubahan besar dalam hidup. Maka, jangan takut melangkah ketika peluang datang, karena keberuntungan tidak hanya milik orang beruntung, tapi juga milik orang yang siap menyambutnya.
Selamat menjemput keberuntungan dalam hidup Anda, dengan penuh semangat dan syukur.
(Disarikan dari video “Keberuntungan Dalam Hidup || Spiritual Leader” oleh Jamil Azzaini) [1]
[1](https://www.youtube.com/watch?v=z4lgrAypBlc)

