Karakteristik Misi Hidup

by
Harry Santosa. Foto: dok. Pribadi.

Setiap manusia dihadirkan di dunia bukan suatu yang sia-sia; melainkan memiliki peran spesifik yang sangat ditunggu dunia.
Setiap manusia alangkah berharga, menebar manfaat dan Rahmat bagi dunia.

Wartapilihan.com, Jakarta –Hal tersebut disampaikan Harry Santosa, pakar parenting berbasis fitrah. Menurut dia, peran spesifik istimewa itulah yang disebut Mission of Life atau Misi Hidup.

Namun, bagaimana karakteristik misi hidup? Bagaimana perbedaannya dengan bukan misi hidup?

“Pertama, misi hidup memanggil-manggil atau panggilan jiwa. Dikisahkan bahwa Rasulullah SAW beberapa saat sebelum diangkat menjadi Nabi, sepanjang perjalanan menuju gua Hira, Beliau merasakan pohon dan batu di sepanjang perjalanan memanggil beliau dengan “Anta Rosul”.

Begitulah panggilan hidup, ia seolah memanggil manggil seseorang utk menuju misi hidupnya atau panggilan hidupnya,” tutur Harry, dari laman Facebook pribadinya, beberapa waktu lalu.

Dalam QS 17 ayat 84 dikatakan, “katakanlah (yaa Muhammad) bahwa setiap orang beramal menurut bakat atau karakter pembawaannya masing masing, dan Robbmulah yang paling mengetahui siapa yang paling benar jalannya”

“Itulah mengapa orang harus mendekat kpd Allah agar Allah menunjuki jalannya atau panggilan hidupnya karena Allahlah yang paling tahu jalan yg tepat baginya. Jika anda tak pernah “mendengar” panggilan apapun, maka Tazkiyatunnafs adalah jalan terbaik untuk mengembalikan fitrah, menajamkan basyirah kita agar mata dan telinga bathin kita mampu menangkap panggilan itu,” papar Harry.

Ciri kedua yaitu, berorientasi ke Langit. Harry menegaskan, setiap sholat kita selalu minta ditunjuki Jalan yang Lurus di surat alFatihah minimal 17 kali, tetapi bukan meminta cara yang lurus.

“Dalam tafsir, shirotol mustaqiem adalah jalan yang berorientasi ke langit atau berorientasi kpd Allah (Robbaniyyin) bukan berorientasi ke bumi walau tentu semua yang dilakukan itu dilakukan di bumi,” terangnya.

Jalan yang Lurus itu adalah jalan orang orang yang diberi nikmat, namun nikmat itu bukan kesenangan dunia bahkan itu jalannya para Nabi, para Syuhada, para Shiddiqin, dan Shalihin yang bergelimang ujian dan tantangan.

“Namun bagi orang orang yang punya jalan atau misi hidup semua ujian dan tantangan adalah kenikmatan dan kebahagiaan dalam menjalani misi hidupnya,”

Ciri ketiga, yaitu melahirkan ketenangan dan kebahagiaan sejati. Menurutnya, panggilan hidup yang berorientasi ke langit itulah yang disebut misi hidup atau tugas hidup atau panggilan hidup.

“Cirinya adalah senantiasa membuat kita bahagia melakukannya, melahirkan ketenangan, menjadikan kita bebas kreatif karena tak berorientasi materi atau tidak menunggu-nunggu harta/kekuasaan/popularitas,” tukasnya.

Lebih lanjut Harry mengungkapkan, semua misi hidup pada dasarnya bermanfaat dan menebar rahmat.

“Dalam skala personal, misi hidup harus menebarkan rahmat bagi semesta (rahmatan lil alamin) dan memberi kabar gembira/solution dan peringatan (bashiro wa nadziro). Dalam skala komunal, misi hidup harus secara kolektif melahirkan komunitas yang menjadi the best model (khoiru ummah) dan the orchestrator (ummatan wasathon),” imbuh dia.

Yang terakhir, misi hidup harus spesifik dan tak kenal pensiun. Ia mencontohkan Misi hidup yang tak spesifik adalah “khoirinnaas yanfa’u linnaaas” atau sebaik baik manusia yang paling bermanfaat untuk manusia.

“Misi hidup seperti ini amat generik, karena semua misi hidup memang harus bermanfaat dan produktif. Maka harus dispesifikasikan manfaat apa yang ingin diberikan, berupa aktifitas apa, kepada siapa, manusia atau alam, dan seterusnya,” tukas dia.

Ia mengatakan, ada beberapa hal yang menghambat seseorang menemukan misi hidupnya atau panggilan hidupnya, yaitu (1) Rutinitas kehidupan mulai dari bangun tidur hingga terlelap lagi, (2) Kesombongan yang merasa hebat seperti iblis, (3) Kecanduan sesuatu yang tak relevan dengan misi hidupnya, (4) Kemaksiatan yang menghalangi manusia menemukan hakikat dirinya, dan (5) Keserakahan, tidak bisa menemukan mana misi hidup dan mana obsesi.

“Sesungguhnya misi hidup itu tentang seberapa banyak kita bisa memberi sebanyak banyaknya, bukan bagaimana mengambil sebanyak banyaknya,” pungkas Harry.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *