Wartapilihan.com, Meleset jauh. Demikian perbandingan antara hasil survei Grup Riset Potensial (GRP) sebelum dan sesudah Pilkada DKI Jakarta 2017.
Direktur GRP, Prof Satrio Wiseno, mengungkapkan, hingga Kamis (16/2) pagi pihaknya sudah merekap data real count GRP dari 11.271 tempat pemungutan suara atau TPS (dari total 13.008 TPS). Hasilnya, prosentasi suara paslon 1 sekitar 17%, paslon 2 kurang lebih 43%, dan paslon 3 sekitar 40%.
Kenyataan itu meleset jauh dari hasil survei GRP sebelumnya yang diselenggarakan pada 2-7 Januari 2017. Terutama angka untuk paslon 1 (AHY-Silvy), yang waktu itu elektabilitasnya 45%. Mengalahkan elektabilitas Anies Baswedan-Sandiaga Uno (23,5 persen) dan Ahok-Djarot SH (23,3 persen), dengan 8,2 persen pemilih lainnya masih galau (belum menentukan pilihan).
Satrio, pakar statistik IPB (Institut Pertanian Bogor), kalem saja menanggapi perbandingan tersebut. ‘’Antara survei sebelum dan sesudah Pilkada, terjadi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemilih,’’ katanya dalam konferensi pers di Aula Masjid Baitul Mughni Jakarta Selatan, Rabu (15/2) malam.
Dijelaskan oleh Ketua Dewan Syuro Majelis Pelayan Jakarta (MPJ), KH Luthfi Fathullah, terjadi pergeseran cukup signifikan calon pemilih dari paslon 1 ke paslon 2 dan 3. ‘’Pemilih grassroot pindah ke paslon 2 karena kecurangan dan money politic. Sedang pemilih kelas menengah-atas geser ke paslon 3, bisa jadi karena efek pernyataan Antasari (yang menyerang SBY),’’ tuturnya.
Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Fahmi Salim MA, menambahkan, silaturahim paslon 3 ke sejumlah ulama dan kehadiran mereka dalam Aksi 112 di Masjid Istiqlal Jakarta, juga mengangkat suara pasangan Anies-Sandi.
Hasil realcount GRP hampir senada dengan hasil quick count oleh empat lembaga survei lainnya. Survei Cyrus Network menghasilkan: AHY-Sylvi: 17 persen, BTP-DSH 43,9 persen, dan Anies-Sandi 39,2 persen. Adapun PolMark Indonesia: 19,1-41,2-39,7; LSI 16,9-43,2-39,9; SMRC: 16,7-43,1-40,2.
Redaksi: Nurbowo
