Wartapilihan.com, Jakarta – Setelah mendapat dukungan tokoh-tokoh Islam di GNPF MUI, Buni Yani kini mendapat dukungan penuh dari mantan Ketua PP Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin.
Menurut Din, tuduhan terhadap Buni Yani agaknya berlebihan. “Reaksi Umat Islam terhadap Ujaran Kebencian yang mengandung Penistaan Agama oleh Sdr. Basuki Tjahaja Purnama di Pulau Seribu tahun lalu bukan karena tayangan Sdr. Buni Yani di media sosial,” terang Din dalam pernyataannya yang diterima Warta Pilihan kemarin (8/4).
Menurut Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini, reaksi umat Islam kepada Ahok itu mengacu kepada video peristiwa Pulau Seribu itu (termasuk dari Pemda DKI Jakarta sendiri) yang sudah banyak beredar di media sosial. “Begitu pula adanya caption tanpa kata “pakai” bukanlah masalah, karena ada atau tidak ada kata itu Kaum Beriman (sesuai alamat panggilan Al-Maidah 51) akan langsung merasakan ada penistaan. Apa yang dilakukan saudara Buni Yani bukanlah penyebaran kebencian tapi adalah kewajiban keagamaan seorang Muslim untuk menyampaikan pesan kewaspadaan kepada sesama Muslim,” terangnya.
Din berpendapat, jika kasus Buni Yani ini diteruskan ke jalur hukum, maka untuk berkeadilan Polri harus mengusut banyak kasus serupa di media sosial. Kalau tidak, maka tindakan Polri itu dapat dianggap sebagai ketidakadilan yang nyata.
“Kepada saudara Buni Yani, sebagai warga negara yang baik hadapi proses hukum, walau dirasa tidak adil itu, dengan sikap ksatria penuh tawakkal kepada Allah SWT Yang Maha Adil. Jika saudara ditahan, maka demi ukhuwah Islamiyah, saya bersedia menjadi penjamin,” tegas Din Syamsuddin.
Kepada Warta Pilihan, pagi ini (9/4) Buni Yani juga menyatakan bahwa sejumlah tokoh juga telah bersedia penjaminnya. Diantaranya : Mayjen (Purn) Prijanto, mantan Wakil Gubernur DKI, Fahira Idris Anggota DPD dan Ustadz Mohammad Siddik Ketua Umum Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.
Dosen Ilmu Komunikasi itu juga menyatakan bahwa akun Facebooknya `Buni Yani Keadilan`diblokir oleh Facebook sejak Sabtu dini hari kemarin jam 01:23 (8/4). “Ini adalah akun keempat saya yang diblokir. Akun ini aktif membela diri dari serangan buzzer biadab. Apakah orang yang dizalimi tidak boleh membela diri? Apakah ada pihak yang begitu takut dengan opini dan tulisan Buni Yani? Mengapa harus takut pada opini kalau kita yakin demokrasi adalah adu ide bukan fitnah dan hoax?” tanya Buni. |
Redaksi : Nuim Hidayat