“Pemerintah harus belajar dari kesalahan, jangan sampai terulang lagi karena abai membiarkan sistem deteksi tsunami rusak,” ujar Mardani.
Wartapilihan.com, Jakarta – Rentetan gempa bumi hebat sebesar 7,4 SR mengguncang wilayah Sulawesi Tengah dan menimbulkan tsunami pada hari Jumat (28/9) menyebabkan kerusakan hebat dan menimbulkan korban yang luar biasa di Palu dan Donggala.
Anggota Fraksi PKS DPR RI Mardani Ali Sera turut berduka atas Bencana hebat di Palu dan Donggala pasca gempa Lombok lalu.
“Mari perbanyak Istigfar dan mendoakan sahabat-sahabat kita yang terkena bencana hebat di Palu dan Donggala,” kata Mardani di Komplek DPR, Senin (1/10).
Berdasarkan data Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami di Donggala-Palu Sulawesi Tengah sebanyak 1.203 orang. ACT juga mencatat korban luka berat sebanyak 540 orang.
Wakil Ketua Komisi II DPR itu mengapresiasi Presiden Jokowi yang lansung turun meninjau lokasi Bencana, “Apresiasi buat Pak Jokowi yang langsung memantau lokasi Bencana,” kata Mardani.
Lebih lanjut, Pria Kelahiran Betawi ini meminta pemerintah bergerak cepat dan strategis menghadapi Bencana ini , “Saya yakin masih banyak korban lagi yang belum diketemukan, fokus selamatkan warga yang masih bisa diselamatkan dan bantuan makanan obat-obatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” kata Mardani.
Mardani meminta pemerintah mengevaluasi dan membenahi sistem deteksi tsunami di Indonesia, “Pemerintah harus belajar dari kesalahan, jangan sampai terulang lagi karena abai membiarkan sistem deteksi tsunami rusak,” kata Mardani.
Mardani mengajak seluruh kalangan untuk berdoa dan menyalurkan bantun untuk masyarakat Palu, Donggala dan Lombok yang terkena Bencana hebat.
“Mari kita mendoakan dan berbagi untuk saudara-saudara kita yang terkena Bencana baik di Palu, Donggala. Jangan juga melupakan Lombok karena kondisinya masih parah juga karena belum tertangani dengan maksimal,” pungkasnya.
Senada dengannya, Waketum MUI Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan duka yang sangat mendalam atas musibah gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu, Donggala dan sekitarnya. Gempa berkekuatan 7,4 skala richter itu telah menewaskan banyak orang dan korban luka-luka.
“Kami berdoa semoga korban yang meninggal dunia husnul khotimah, diampuni semua dosa-dosanya dan di tempatkan di surga oleh Allah SWT, keluarga korban yang ditinggalkan semoga diberikan kesabaran, ketabahan dan kekuatan iman. Demikian pula untuk korban yang mengalami luka, semoga segera diberikan kesembuhan dan kembali pulih seperti sediakala,” ujar Zainut dengan nada sedih.
MUI, lanjut dia, mengimbau kepada Pemerintah untuk segera mengambil langkah darurat mengatasi musibah tsunami dan gempa tersebut dengan mengutamakan keselamatan jiwa manusia, mengevakuasi dan mengurus jenazah korban, mencukupi kebutuhan dasar seperti air bersih, kecukupan bahan makanan, tempat pengungsian, mencukupi tenaga medis dan obat-obatan, serta memulihkan jaringan transportasi, listrik dan telekomunikasi.
“MUI mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menggalang solidaritas nasional, bahu-membahu, bergotong royong dan bekerja sama untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang ditimpa musibah, sehingga dapat meringankan beban yang dihadapi mereka. Dengan semangat kerjasama dan gotong royong Insya Allah kita akan bisa menyelesaikan masalah dengan baik,” tandasnya.
Untuk kedepannya, saran dia, Pemerintah perlu memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia bahwa kita ini mendiami wilayah yang rawan gempa, sehingga masyarakat mengerahui daerah mana saja yg rawan gempa, dan bagaimana cara untuk mengatasi jika terjadi gempa. Dengan demikian masyarakat lebih memiliki kesiapan untuk menghadapi musibah yang akan terjadi.
“Masyarakat Palu, Donggala dan Mamuju terdampak bencana untuk tetap sabar dan menahan diri tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum misalnya mengambil barang yang bukan miliknya atau melakukan penjarahan karena hal tersebut tidak dibenarkan menurut hukum dan ajaran agama,” pungkasnya.
Ahmad Zuhdi