Pada 16-17 Desember ini, Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA IPB) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas). Munas kali kelima tersebut dihelat di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, dengan tema “Alumni IPB Berhimpun Kuat, Pertanian Berdaulat”.
Puncak Munas adalah pemilihan paket Ketua Umum (Ketum) dan Sekretaris Jendral (Sekjen) HA IPB periode 2017-2022.
Beda dengan biasanya, pemilihan calon Ketum-Sekjen HA IPB kali ini cukup ‘’hot’’. Tak lepas dari kepentingan pemilihan presiden tahun 2019, kata seorang alumni IPB.
Tradisi satu periode kepemimpinan, didobrak petahana dengan maju lagi di bursa pemilihan 2017. Bambang Hendroyono, Ketum HA IPB periode 2013-2017, mencalonkan diri lagi sebagai Ketum dengan mengambil pasangan Doni Yusri sebagai calon sekjen.
Politisi pun ingin menguasai pucuk pimpinan HA IPB. Pemikir Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Dr Arif Budimanta, maju ke pemilihan Ketum HA IPB. Arif yang pernah jadi Wakil Ketua Fraksi PDI-P di DPR RI, berpasangan dengan calon Sekjen Gogod Tujuanto. Kini, Arif Direktur Eksekutif Megawati Center.
Baca Heboh Pemilihan Rektor IPB, Manuver Debina Himpunan Alumni Dikritisi
Pemilihan calon nakhoda HA IPB juga dipanaskan dengan majunya Iriana Ekasari. Ia jadi kandidat sekjen untuk calon Ketum Rudy Irawan.
Iriana termasuk anggota Dewan Pembina (Debina) HA IPB 2013-2017 yang coba menggagalkan prosesi pemilihan rektor IPB periode 2017-2022.
Pada 9 Oktober 2017, Majelis Wali Amanat (MWA) IPB mengumumkan tiga calon rektor IPB. Ketiganya adalah: Prof Yonny Koesmaryono, Prof Muh Yusram Massijaya, dan Dr Arif Satria.
Ketua MWA IPB Prof M A Chozin mengungkapkan, para calon terpilih melalui Rapat Pleno Senat Akademik (SA) yang berlangsung hari itu di lantai 6 gedung Rektorat Andi Hakim Nasoetion. Rapat Pleno SA tersebut berlangsung tertutup dan sangat ketat, diikuti 100 persen anggotanya yakni sebanyak 61 orang.
Ketiga kandidat rektor tadi mengeliminasi tiga bakal calon rektor lainnya yakni Prof Hermanto Siregar, Prof Luki Abdullah, dan Dr Agus Purwito.
Melajunya Dr Arif cs sekaligus juga menepikan para bakal calon yang dimajukan HA IPB, yaitu: Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito, Dr Bayu Krisnamurti, dan Dr Rinekso Soekmadi. Para jagoan HA IPB ini terseleksi melalui konvensi dengan sejumlah panelis seperti Prof Dr Rhenald Kasali dan Prof FG Winarno.
Walau kandidat-kandidatnya gagal melaju di bursa pencalonan, HA IPB tidak ngambek. “HA IPB sebagai satu-satunya wadah berhimpun alumni yang resmi dan diakui oleh IPB sangat menghormati keputusan Senat Akademik dan mendukung penuh proses pemilihan Rektor yang dilakukan dengan metode scientific justification,” kata Ketua Umum DPP HA IPB, Dr Bambang Hendroyono, dalam keterangan pers pada 30 September lalu.
Namun, tak demikian dengan Debina HA IPB. Mereka coba bermanuver dengan menyurati Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, agar seleksi calon rektor IPB ditunda.
“Kami meminta kepada Menristekdikti agar proses pemilihan rektor IPB ditangguhkan,” demikian bunyi surat tertanggal 2 Oktober 2017 yang ditandatangani Ketua Debina HA IPB, Nurcahyo Adi.
Debina HA IPB berdalih, penundaan perlu dilakukan untuk memastikan proses yang sedang berlangsung mengikuti tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Sebelumnya, pada Jumat (29/9), Debina HA IPB juga sudah menyurati Ketua Senat Akademik IPB terkait proses pemilihan rektor. Surat berisi keprihatinan atas metodologi proses seleksi dari 24 menjadi 6 bakal calon rektor IPB.
Surat itu diteken Nurcahyo, Iriana Ekasari, Aunur Rofiq, Suwidi Tono, Nurul Almy (Emmy) Hafild, Edhy Aruman, dan Imam Soeseno.
Setelah manuver Debina menuai angin, Nurcahyo Adi mundur dari kursi Ketua Dewan Pembina HA IPB.
Sebaliknya, Iriana Ekasari justru maju sebagai kandidat sekjen bagi calon Ketum Rudi Irawan.
Untuk pemilihan pemimpin HA IPB kali ini, Nurcahyo Adi atau Ucok, sepakat dengan mantan Ketum Alumni IPB, M Said Didu. Politisi dan petahana, menurut keduanya, tidak sepantasnya mengikuti pemilihan calon Ketum-Sekjen HA IPB.
Suara mereka sejalan dengan aspirasi alumni yang tecermin dalam hasil polling online.
Dilansir situs alumniipb.org edisi Selasa, 28 November 2017, kriteria umum nakhoda HA IPB berdasarkan hasil polling secara daring yang berlangsung 21-29 November 2017 dengan 100 responden acak, antara lain: sosok yang independen, bebas dari kepentingan politik praktis (non-partisan).
Sedang polling online yang dilakukan admin IA-IPB yang berlangsung 8-10 Desember 2017, menunjukkan perolehan suara: Fathan Kamil-Walneg S Jas 134 suara, Bambang Hendroyono-Doni Yusri (10), serta Arif Budimanta-Gogod Tujuanto dan Rudy Irawan-Iriana Ekasari masing-masing meraup 3 suara. (bowo)