Wartapilihan.com, Amerika Serikat – Kebijakan Donald Trump membatasi kunjungan tujuh negara muslim diyakini akan membuka wajah Trump yang sesungguhnya dan bagaimanakah kebijakannya kedepan.
Di sisi lain, terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika dan beberapa kebijakan diskriminatifnya ternyata membangun solidaritas dan simpati luar biasa dari banyak kalangan di masyarakat bawah. Itu terlihat jelas dari demonstrasi di berbagai kota kemarin ini.
Demikian dikatakan Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali merespon kebijakan Donald Trump.
“Yang justeru paling saya khawatirkan adalah bahwa dengan sikap dan kebijakan Donald Trump ini dijadikan justifikasi bagi pihak-pihak yang memang selama ini mencari-cari pembenaran dalam berbagai aksi terror,” ujar warga negara Indonesia yang aktif berdakwah di New York ini dalam siaran pers yang diterima Warta Pilihan di Jakarta, Senin (30/1).
Jika itu terjadi, ujar Shamsi Ali, maka Donald Trump kian mendapatkan justifikasi untuk membumihanguskan semua pergerakan Islam di belahan dunia.
“Terlebih lagi Donald Trump nampaknya akan membangun koalisi dengan Vladimir Putin untuk membumihanguskan apa yang disebutnya sebagai kelompok-kelompok Islam radikal,” ujar pria asal Sulawesi Selatan ini.
Selain itu, Shamsi Ali membaca ada implikasi besar pada kebijakan dalam negeri AS di mana masyarakat muslim semakin ditekan dan mendapat perlakuan buruk.
“Berbagai pernyataan Trump selama kampanye selama ini, seperti akan mengeluarkan ID khusus bagi masyarakat Muslim, mendaftar warga Muslim, dan menutup apa yang dia sebut sebagai masjid-masjid radikal akan menjadi sebuah realita,” tegasnya.
Di sisi lain, Direktur Jamaica Muslim Centre ini juga sangat mengkhawatirkan jika kebencian yang ditebarkan oleh Donald Trump ini semakin meluas di masyarakat bawah.
Yang lebih berbahaya lagi jika mereka yang selama ini benci terhadap Islam (Islamophobia) dan masyarakat Muslim merasa telah mendapatkan justifkasi dari sistem yang ada.
“Artinya kebencian itu bukan lagi ‘kasus-kasus’ di masyakarat. Tapi dianggap sebagai bahagian dari sistem kenegaraan Amerika. Jika ini terjadi saya yakin akan menyulut kebencian yang lebih tinggi kepada Amerika,” bebernya.
Dengan kata lain, sesungguhnya Donald Trump telah membuka pintu lebih luas bagi kebencian pihak-pihak yang memang benci.
“Bahkan teror boleh jadi semakin menjadi-jadi atas nama perang kepada teror. Bahkan boleh jadi akan lebih parah ketimbang apa yang terjadi di era pemerintahan GW Bush,” tuturnya. |
Reporter: Pizaro