Wartapilihan.com, Jakarta – Berkaitan dengan pernyataan Ahok di dalam persidangan hari Ini (10/1), bahwa Ahok kenal dekat dengan Dahnil Anzar dan diragukan melaporkannya ke polisi, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah ini membantahnya. “Apa yang dilaporkan Pedri Kasman adalah mandat dari saya sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Jadi keliru bila Ahok menyerang Pedri tidak mewakili Pemuda Muhammadiyah,”tegasnya.
Menurut Dahnil, memang tadinya ia dan kawan-kawan masyarakat Sipil kagum dengan keberanian ahok melawan dugaan praktek rente dan bancakan APBD DKI yang diduga dilakukan oleh anggota DPRD dan Birokrasi DKI Jakarta.
“Nasihat-Nasihat agar Ahok lebih baik selalu saya sampaikan melalui Pesan WhatsApp. Namun, Pesan-Pesan Nasihat dan Komunikasi dengan Ahok langsung tidak lagi saya lakukan secara intens Ketika saya sadar Ahok tetap terus melakukan kebijakan yang tidak berpihak membela kaum miskin melalui penggusuran secara massif dan muncul berita indikasi dugaan korupsi pada Kasus Reklamasi dan Rumah Sakit Sumber Waras yang diduga melibatkan banyak pihak, juga ketika KPK meminta keterangan Ahok terkait kedua Kasus tersebut, serta dugaan potensi korupsi pada diskresi yang dibuat Ahok seperti banyak diulas media seperti Tempo,”kata Dahnil Anzar Simajuntak dalam keterangan ‘rilisnya’ kepada wartawan hari ini (10/1), termasuk kepada Warta Pilihan.
Dahnil juga seringkali menasehati Ahok terkait dengan ucapan-ucapan kasar dia di beberapa media seperti Kompas TV. “Bagi saya itu adalah sikap Niradab,”terang Dahnil.
Tokoh muda Muhammadiyah ini mengakui bahwa Pemuda Muhammadiyah pernah mengundang Ahok dalam Diskusi Madrasah Antikorupsi di Menteng Raya 62. “Dua tahun lalu, tepatnya tanggal 12 April 2015, bersama Walikota Cilegon Iman Aryadi, Koordinator ICW Ade Irawan dan saya sendiri sebagai pembicara saat itu. Namun Pemuda Muhammadiyah melalui Madrasah Antikorupsi yang berkomitmen merawat budaya antikorupsi melalui pendidikan Antikorupsi untuk kaum muda, tidak pernah menobatkan secara resmi Ahok sebagai tokoh atau kepala daerah yang pantas menjadi model antikorupsi seperti yang disampaikan oleh saudara Ahok,”terangnya.
Dahnil menyampaikan saat itu bahwa kepala daerah perlu mencontoh Ahok terkait dengan keberanian melawan potensi korupsi yang mungkin dilakukan oleh DPRD pada saat itu terkait dengan Kasus UPS, walaupun pada akhirnya ia dan kawan-kawan Madrasah Antikorupsi merasa terkecoh dengan model pencitraan Ahok.
“Alhamsdullilah saya dan kawan-kawan masyarakat sipil antikorupsi diingatkan oleh banyak pihak terkait Ini, sehingga kami sama sekali tidak berkenan lagi menghubungkan Ahok dengan komitmen antikorupsi karena kami nilai faktanya justru sebaliknya. Jadi, bagi kami, Pemuda Muhammadiyah dan Madrasah Antikorupsi, saat Ini Ahok sama sekali bukan model kepala daerah yang Antikorupsi,”tegasnya.
Baca Juga Sidang Ahok, Para Wanita Berjilbab Membagikan Bunga Mawar
Redaksi : Nuim Hidayat