Semua anak Adam pernah berbuat salah, syirik adalah dosa yang paling besar, kadang ia menyelinap ke dalam diri manusia bagaikan getaran semut hitam berjalan di atas batu hitam di tengah malam yang kelam, kata Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Wartapilihan.com, Depok– Kalau kita diberi usia panjang dan masih hidup sampai hari ini, maka gunakanlah untuk bertobat dan istighfar.
Allah maha pengampun dan maha penyayang.
Jangan berputus asa dan jangan berduka cita, sesungguhnya Allah amat sayang kepada orang yang beriman dan bertaubat melebihi sayangnya seorang ibu kepada anaknya.
Dalam hadits qudsiy Allah berfirman ;
” Hai anak Adam, seandainya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, sedang engkau tidak mempersekutukan-Ku sedikitpun, niscaya aku berikan ampunan sepenuh bumi juga ” ( HR Tirmidzi dan Adh Dhiya, hadits hasan )
Dari Abu Dzar ;
“Dan siapa orang yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi sekalipun, namun dia tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan menemuinya dengan ampunan semisal itu ” ( HR Muslim nomer 2687 )
Anak Adam dewasa ini terancam ribuan dosa karena imbas yang dimunculkan oleh syirik dustur ( syirik hukum ) dan syirik Qushur ( syirik kekuasan istana ) yang muncul lewat sistem pemerintahan Dajjal ( sekularism ).
Ada milyaran manusia yang tidak sadar bahwa dia telah berkubang dan tenggelam dalam dosa.
Dia merasa aman-aman saja dan terkendali setelah bersyahadat. Mengklaim diri sebagai muslim dan beribadah siang dan malam.
Padahal dia ridha terhadap pemerintah sekular, hukum sekular dan pemimpin sekular.
Sedikit pun dia tidak berjuang untuk mengingkarinya baik dengan tangan, lisan mau pun dengan hati.
Yang dia ingkari hanya soal kolusi, korupsi dan manipulasi.
Dia merasa tidak ada yang salah dalam hidupnya, seperti orang yang berkayuh di sungai yang tenang.
Padahal airnya dicemari limbah beracun dan di pinggirnya berjejer jamban kumuh tempat orang buang hajat.
Dia mencuci tangan dan minum dari air sungai itu dengan tenang karena sudah terbiasa dengan kehidupan yang kumuh.
Dia merasa tidak ada yang salah, oleh karena itu dia tidak mau merubah kebiasaannya.
Seperti itulah orang yang merasa tenang-tenang saja hidup dalam sistem Dajjal, padahal sistem itu akan menghancurkan komunitasnya, bangsanya dan anak cucunya.
Dia hanya memaki- maki soal LGBT, pelacuran, korupsi, kolusi, manipulasi penguasa boneka dan perampokan aset alamnya.
Ya itu tidak salah.
Tapi semua itu adalah akibat dari ketidak pedulian alias cuek terhadap pangkal persoalan, yaitu tidak tegaknya hukum Allah karena tereliminasinya dakwah tauhid dan jihadu fii sabilillah.
( Iwan Hasanul Akmal )