Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengamati terdapat berbagai ancaman terhadap bangsa yang harus disikapi dengan tepat.
Wartapilihan.com, Jakarta — Prof. Dr. KH. M. Din Syamsuddin, MA selaku Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia mengatakan, berbagai ideologi yang bertentangan dengan agama dan falsafah Pancasila kini merajalela dan merebak.
“Di antara ideologi berbahaya tersebut adalah komunisme yang anti Tuhan dan agama yang terakhir ini mengemuka secara leluasa dalam kehidupan bangsa dan dalam berbagai penjelmaan atau manifestasinya,” kata Din, di Jakarta, Kamis, (27/9/2018), di Jakarta.
Tak hanya itu, ungkap Din, hal yang mengancam bangsa adalah liberalisme paham kebebasan yang sesungguhnya sangat bertentangan dengan agama yang merasuki berbagai aspek kehidupan bangsa baik politik, ekonomi, sosial dan budaya.
“Dan begitu pula radikalisme yg ekstrim baik atas dasar paham keagamaan maupun kepentingan ekonomi bisnis serta kepentingan politik,” lanjut Din.
Din juga melihat, terdapat sikap pembiaran dan pengabaian (permisifisme) terhadap isme-isme di atas baik yang ditampilkan oleh warga masyarakat maupun oleh penyelenggara negara baik legislatif maupun eksekutif.
“Ancaman paling berbahaya adalah adanya deviasi, distorsi, dan disorientasi kehidupan nasional kita dari nilai-niai dasar Pancasila dan UUD 1945 terutama dalam kehidupan sosial-politik, kehidupan sosial-ekonomi, dan sosial-budaya. Hal mana disebabkan karena Pancasila hanya banyak diucapkan tapi tak banyak dilakukan,” tegas dia.
Ancaman terhadap bangsa, Din merasakan ada ancaman bagi umat Islam; dan ancaman terhadap umat Islam dan Islam sesungguhnya adalah ancaman terhadap eksistensi terhadap bangsa. Maka, ia menekankan, kepada umat Islam diserukan untuk menunjukkan tanggungjawabnya dalam mengawal dan menghadapi ancaman terhadap bangsa tersebut.
“Dan begitu pula terhadap seluruh bangsa untuk memahami peran dan posisi umat Islam, maka tidak tepat jika umat Islam terpinggirkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara,” tukas Din.
Maka dari itu, dalam menghadapi ancaman terhadap bangsa tersebut, diperlukan persatuan, kesatuan dan kebersamaan seluruh keluarga besar bangsa khususnya persatuan dan kesatuan umat Islam dengan mengedepankan ukhuwah Islamiyah.
“Juga, menahan diri dan tidak menebar kebencian, menjadikan pemilu sebagai sarana beradab untuk mengatasi ketidakadaban. Maka Pilpres dan Pileg jangan terjebak kepada ketidakadaban,” pungkas dia.
Eveline Ramadhini