Agar Suami Tak ke Lain Hati

by
Foto: dream.co.id.

Seiring bertambahnya usia pernikahan, kadang terjadi penurunan kehangatan hubungan antara suami dengan istri. Suami tidak lagi bergairah terhadap istri karena faktor penuaan usia yang tidak diimbangi dengan sikap mesra, bahkan yang terjadi adalah kemalasan untuk melakukan perbaikan diri.

Wartapilihan.com, Jakarta — Seringkali, istri tidak peduli dengan penampilan dirinya sehingga menjadi tidak menarik lagi di mata suami. Pada kondisi ini akan memudahkan suami mengalami kejenuhan dan tergoda untuk mencari sensasi.

“Untuk itu hendaknya para istri selalu berusaha menjaga penampilan, sikap dan pelayanan agar suami tidak pindah ke lain hati,” kata Cahayadi Takariawan, Penulis Buku Serial “Wonderful Family”, berdasarkan laman pakcah.id, Jum’at, (28/9/2018).

Ia memaparkan beberapa tips agar suami selalu tertarik pada istri dan tidak pindah ke lain hati. Pertama, Cahayadi menyarankan untuk melayani suami dengan penuh ketulusan.

“Hal-hal rutin dan kecil yang dilakukan dengan penuh ketulusan akan mudah melelehkan hati suami. Istri yang menunaikan peran melayani suami dengan hati yang tulus, membuat suami merasa diperlakukan benar-benar sebagai seorang suami. Hal ini memberikan perasaan aman dan nyaman pada suami, bahwa dirinya benar-benar dihormati dan dihargai oleh istri,” kata dia.

Memasak dan menyediakan sarapan pagi bagi suami mungkin hal yang sangat biasa. Namun ketulusan dalam melakukannya akan sangat memberikan makna yang mendalam pada suami, bukan saja soal pekerjaan memasak dan menata masakan di atas meja makan, bukan pula sekedar soal cita rasa masakan.

“Namun lebih pada soal ketulusan dalam memberikan pelayanan,” jelasnya.

Setelah menikah, istri juga tetap harus menjaga kecantikan, rajin berdandan, dan jangan malas merawat tubuh agar tetap cantik menarik. Menjadi tua adalah keharusan, namun ketuaan bukan alasan untuk malas menjaga dandanan dan penampilan di hadapan suami.

“Tua tidak identik dengan jelek dan tidak menarik. Betapa banyak orang tua yang tetap segar dan menarik karena pandai menjaga penampilan dan kecantikannya.
Sangat berbeda kondisi istri yang rajin merawat penampilan dan kecantikan, dengan istri yang tidak mempedulikan perawatan diri.

Secantik apapun perempuan di saat gadis, jika tidak rajin melakukan perawatan kecantikan, akan cepat sekali hilang kecantikan itu. Sebiasa apapun perempuan di saat gadis, akan tampil anggun dan menarik jika rajin melakukan perawatan kecantikan dan penampilan,” tegasnya.

Ketiga, istri juga memberikan perhatian pada urusannya. Cahayadi melihat, biasanya setelah menikah dan mulai mengarungi kehidupan berumah tangga, banyak orang makin tidak peduli dengan urusan pasangannya.

“Masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri dan tidak memiliki cukup perhatian terhadap aktivitas pasangan. Jika suasana seperti ini dibiarkan, akan menyebabkan suami dan istri —perlahan tapi pasti— saling menjauh,”

Para suami mengharapkan istri mereka menjadi lebih perhatian terhadap berbagai sisi kehidupannya. Untuk itu, hendaknya para istri meluangkan waktu untuk memberikan perhatian lebih terhadap aktivitas suami.

“Tunjukkan kepada suami bahwa anda antusias dan berminat pada kegiatan dan aktivitasnya. Walaupun untuk itu anda harus rela belajar, namun yakinlah hasilnya akan sangat positif,” tukas dia.

Demikian juga dengan gairah seksual perempuan yang menurut Cahayadi cenderung cepat memudar dalam aktivitas seksual seiring dengan pertambahan usia pernikahan dan usia biologis.

Apalagi ketika sudah mulai memasuki usia menopaus, gairah semakin meredup. Istri kehilangan gairah dan kesenangan bercinta. Hubungan suami istri bahkan bisa menjadi beban atau siksaan bagi dirinya, padahal suami masih sangat ingin melakukan dan menikmatinya.

“Jangan biarkan hal seperti itu terjadi pada diri anda. Jaga gairah dan stamina anda dalam melayani suami di ranjang. Lakukan olah raga rutin serta teratur untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Saat suami datang dari tempat kerja, manjakan dan goda dengan fantasi seksual. Itu akan sangat menyenangkan hati suami,” ia menyarankan.

Selain itu, ia juga melihat, kesibukan kerja dan mengurus anak sering menjadi alasan bagi suami istri untuk tidak memiliki waktu berduaan. Sangat penting bagi suami istri untuk meluangkan waktu istimewa dari jadwal rutin agar bisa menikmati kebersamaan.

“Jangan membiarkan kesibukan menelan sifat romantisme anda, sampai tidak memiliki waktu yang memadai untuk menamani suami,”

Sekedar makan malam berdua, atau menghabiskan akhir pekan di tempat favorit bersama suami tercinta, akan menguatkan kebersamaan anda. Atau sekedar berboncengan naik motor berdua melewati jalan kenangan. Pada saat berduaan itu bukan hanya penting untuk rehat, namun sekaligus bisa mengenang masa indah saat pengantin baru.

Aspek kenyamanan dalam berkomunikasi juga penting karena laki-laki dan perempuan memiliki banyak kebiasaan yang berbeda dalam berkomunikasi.

“Hendaknya anda berdua saling memahami dan mengerti titik perbedaan ini agar bisa saling menyesuaikan diri. Di antara karakter umum para istri adalah ‘terlalu verbal’. Banyak suami mengeluh istri mereka terlalu sering mengomel. Hal ini menciptakan suasana komunikasi yang tidak nyaman,” jelas Peraih Penghargaan “Kompasianer Favorit 2014” ini.

Suami yang bercorak pendiam akan memiliki beban jika dipaksa untuk melayani omelan istri. Maka kendati para istri ingin banyak bicara dan mengobrol dengan suami, tetaplah memperhatikan situasi dan kondisi.

“Saat suami baru pulang kerja, berilah waktu sejenak untuk istirahat. Jangan langsung diserbu dengan berbagai omelan, apalagi yang bersifat tuduhan, tuntutan dan masalah,”

Terakhir, Cahayadi merekomendasikan agar sang istri sehebat apapun, di rumah tetap tergantung pada suami.

“Sediakan ruang untuk tetap tergantung kepada suami dan merasa memerlukan suami. Jika istri terlalu mandiri, maka suami merasa tidak diperlukan lagi. Ia akan merasa kehilangan sisi kepahlawanan dalam keluarga,”

Konsultan di “Rumah Keluarga Indonesia” (RKI) dan “Jogja Family Center” (JFC) ini mengatakan, walaupun istri bisa dan mampu melakukan apapun sendiri, mencari uang sendiri, menyelesaikan urusan rumah sendiri, mendidik anak sendiri, dan berbagai urusan lainnya bisa diselesaikan sendiri, namun anda tidak boleh melakukan semuanya sendiri.

“Beri peran kepada suami untuk melakukan hal yang membuatnya berarti sebagai suami dan kepala keluarga.
Hendaknya para istri selalu berusaha memancarkan pesona kecantikan fisik dan hati kepada suami tercinta. Biarkan dia kagum dan percaya betapa istimewanya anda,” pungkas dia.

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *