Selain Koperasi Syariah 212 dan Kita Mart, Toko Umat juga hadir dengan semangat kemandirian. Apa saja istimewanya?
Wartapilihan.com, Jakarta –Aksi 2 Desember 2016 yang kemudian dikenal sebagai Aksi Bela Islam, menginspirasi sebagian kalangan untuk lebih peduli terhadap sesama. Walaupun gerakan dasarnya adalah desakan agar Basuki Tjahaja Purnama diadili atas pidatonya yang menyinggung Umat Islam, namun lewat aksi ini banyak kalangan yang tergugah untuk mempersatukan umat, tidak hanya melalui jalur politik, tetapi juga ekonomi.
Salah satu yang amat berkesan dan ingin berbuat lebih jauh, adalah Eka Gumilar. Pria 47 tahun ini menilai aksi yang melibatkan berbagai kalangan dari berbagai penjuru provinsi di Indonesia amat luar biasa, dan harus ada dorongan besar yang mewadahinya. “Dua pekan setelah aksi tersebut, sambil minum kopi di pagi hari saya terpikir seandainya masyarakat yang menurut informasi berjumlah tujuh juta orang pada saat itu berkumpul dalam satu wadah ekonomi, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya kemampuan kita orang Islam untuk mandiri secara ekonomi,” kata Eka.
Sesudahnya, ia menginisiasi terbentuknya Koperasi Syariah 212. Dalam masa perjalanannya, karena takzim dengan para ulama di GNPF MUI, secara legowo ia mundur dari Koperasi tersebut, dan secara mandiri mengurus Toko Umat yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus lalu meluncurkan Mini Market perdana.
Setelah Koperasi Syariah, saya juga menginisiasi Koperasi Masyarakat Madani Indonesia (Komando), namun kok rasanya tidak sreg dengan upaya pengurus yang ingin segala sesuatu harus ada legal formalnya dulu. Padahal yang kami tahu begitu besar semangat umat yang terus mendorong agar bisa segera terbentuk unit usaha. Makanya kemudian kami bentuk Koperasi Putra dan Putri Indonesia (Kopprindo),” jelas Eka.
Ucapan Eka terbukti. Sejak terbentuk pada 14 Mei 2017 yang lalu. Tiga bulan kemudian unit usaha pertamanya lahir berbekal kepercayaan dari investor perorangan yang selanjutnya disebut owner, “Owner tidak hanya dari kalangan yang kaya saja. Ada salah satu owner yang pekerjaan sehari – hari sebagai pengojek online, namun dia bahagia sekaligus bangga karena bisa menjadi owner dari Mini market Toko Umat.
Eka juga cukup percaya diri menjelaskan kemampuan Toko Umat untuk pasokan pemenuhan kebutuhan toko. “Memang beberapa minimarket akan terkendala saat pasokan produk mengalami kendala. Hal ini biasanya karena owner bermitra dengan pihak lain untuk memasok barang. Sementara kami di Kopprindo bermitra dengan PT Umat Mandiri Indonesia yang merupakan pelaksana dari hulu ke hilir. Dan bukan hanya menempel pada kekuatan perusahaan konglomerat ritel,” jelas Eka.
Animo peserta yang cukup tinggi membuat Eka berencana membuka Toko Umat di beberapa lokasi. Saat ini dirinya dan tim juga sedang mempersiapkan kehadiran Toko Umat berikutnya di Tangerang, Depok dan Bekasi.
Muhammad Rifki JP