Zakir Datang, Ade Meradang

by
Dr Zakir Naik dan putranya Fariq Zakir Naik. Foto : Panitia

Wartapilihan.com – Safari Dakwah yang dilakukan oleh Dr.Zakir Naik, pakar perbandingan agama dari Mumbai, India, ke Indonesia, disambut gegap gempita di berbagai kota. Diawali pada Ahad(2/4) di Auditorium Universitas Pendidikan (UPI) Bandung;p Senin(3/4) di Auditorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY); Selasa(4/4) Universitas Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur; Sabtu(8/4) di Stadion Patriot Bekasi, Jawa Barat; dan diakhiri di Auditorium Universitas Hasanuddin Makassar, Sulsel, Senin(10/4).

Dalam setiap ceramah Zakir Naik dihadiri oleh 10 ribu sampai 15 ribu orang, baik Muslim maupun non-Muslim. Khusus di Bekasi, ceramah Zakir Naik akan dihadiri 40 ribu pengunjung. Inilah dakwah kolosal yang menghadirkan aktor tunggal: Zakir Naik.

Dakwah kolosal Zakir Naik, dengan argumen akidah yang disodorkannya, membuat jutaan orang tersadarkan akan kebenaran Islam. Jutaan orang tersentuh oleh dakwahnya, baik dari kalangan Islam maupun dari pemeluk non-Islam sampai pemeluk Atheis. Setiap kali ia berdakwah, pemeluk non-Muslim diberi prioritas dan menjadi tamu kehormatannya. Dialog-dialog dengan non-Muslim selalu mewarnai di panggung kolosal itu.

Tapi, kehadiran Zakir tentu saja tidak disukai oleh orang-orang Liberal dari kalangan yang mengaku Muslim. Mereka hanya bekoar-bekoar lewat media sosial, tanpa mau ikut hadir di acara dakwah Zakir Naik. Lewat media sosial pula mereka membuat fitnah-fitnah atas dakwah Zakir Naik. Diantaranya adalah Ade Armando, seorang dosen Kumunikasi FISIP Universitas Indonesia. Melalui akun FB-nya yang diunggah pada 4 April pk. 17.59, Ade Armando menulis:

“ZAKIR NAIK DIDUGA MEMBAYAR RP10 JUTA SETIAP ORANG YANG BERSEDIA MASUK ISLAM

Saya dikirimi link berita yang menunjukkan bahwa Zakir Naik yang sedang road-show di Indonesia memang punya misi mengIslamkan orang-orang non-Muslim.
Menurut berita tahun 2016 ini, Yayasan yang dipimpin Zakir diduga membayar sekitar Rp 10 juta (50 ribu rupee) pada setiap orang yang masuk Islam saat mendengar ceramah Zakir.
Kalau begitu ya wajarlah Zakir mengkafir-kafirkan orang Nonmuslim. Wajarlah dia menceramahkan bahwa hanya orang yang bersyahadat yang masuk surga. Wajarlah kalau dia bilang pendukung Ahok itu ‘munafik’.
Hadoooooh. Orang kayak gini kok diundang ke Indonesia?”

Sebagai seorang akademisi, mestinya Ade Armando melakukan cek dan ricek sebelum memberi berkomentar. Kiriman berita yang dimaksud oleh Ade berasal dari media lokal India tanpa mengecek terlebih dahulu kredibiltas media tersebut. Zakir naik seringkali difitnah sebagai biang terorisme dan terlibat jaringan ISIS. Tentu saja ini fitnah keji tidak berdasar karena Zakir Naik sama sekali jauh dari fitnah tersebut.

Fitnah-fitnah tersebut secara terbuka telah dibantah oleh Zakir Naik. Karena itu, di awal April ini pembelaan terhadap Zakir Naik mengemuka dalam bentuk petisi online yang bertajuk “Media India: Hentikan Kampanye Fitnah terhadap Zakir Naik”. Sudah lebih dari seratus ribu orang menandatangani petisi tersebut. Dalam waktu dekat petisi akan dibawa ke dewan pers India agar media-media di India berhenti menyebarkan fitnah terhadap Zakir Naik.

Adapun Ade Armando sendiri, sejak Januari lalu, oleh pihak kepolisian, sudah ditetapkan sebagai tersangka UU ITE(Informasi dan Transaksi Elektronik). Ade dilaporkan oleh Johan Khan ke Polda Metro Jaya pada 2016 lalu. Ini karena dalam akun Facebook dan Twitter @adearmando1, diunggah pada 20 Mei 2015, Ade menulis, “Allah itu kan bukan orang Arab. Tentu Allah senang kalau ayat-ayat-Nya dibaca dengan gaya Minang, Cina, hiphop, Blue.” Allah Subhanahu wa Ta’ala, oleh Ade Armando, disamakan dengan manusia, makhluk-Nya. Sungguh, ini adalah kekurang-ajaran yang sudah diluar batas-batas akademis dimana sebenarnya ia tahu tentang itu.

Dalam akidah Islam, tidak dibenarkan makhluk-Nya disejajarkan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena Ia punya derajat yang tinggi, yang tidak mungkin disamakan dengan makhluk. Bahkan Nabi Muhammad Shalallahu wa ‘Alaihi wa sallam yang maksum itu, tidak bisa disejajarkan dengan Sang Pencipta. Mensejajarkan makhluk dengan Allah adalah perbuatan syirik yang dosanya tak terampuni ….Wallahu A’lam. I

Penulis: Herry M. Joesoef

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *