UPDATE DARI SEMERU: MENYULAM MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK

by

Sudah lebih dari sebulan sejak bencana erupsi Semeru, Lumajang, Jawa Timur, terjadi awal Desember 2021 silam. Situasi masih jauh dari normal. Masyarakat yang terdampak bencana tertatih-tatih mencoba bangkit meraih kembali kehidupan mereka, dengan dukungan berbagai pihak.

Wartapilihan.com, bogorSalah satu upaya untuk memulihkan semangat dan kondisi mental warga, khususnya kaum perempuan, adalah dengan melibatkan diri dalam berbagai aktivitas bermanfaat. Termasuk belajar menyulam. Rabu, 19 Januari 2022 lalu, Gerakan Masyarakat Pedesaan Lumajang (Gemapalu), dengan dukungan penuh Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni IPB (ARM HA-IPB), DPD HA-IPB Jawa Timur, dan beberapa organisasi lainnya, menyelenggarakan pelatihan menyulam buat 30 perempuan penyintas bencana.

Pelatihan ini merupakan bagian dari rencana pelatihan kepada 200 keluarga penyintas dari Desa Supit Urang Kecamatan Pronojiwo dan Desa Kajar Kuning Kecamatan Candipiro, Lumajang.

Bertempat di Posko Gemapalu Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, pelatihan menyulam berlangsung lancar dan penuh semangat. Selama tak kurang dari tiga jam, sejak pukul 9 pagi, jam ibu-ibu peserta pelatihan bergeming, asyik menekuni benang dan kain mereka masing-masing dan menyulam, meskipun bagi sebagian dari mereka ini merupakan pengalaman menyulam pertama kali.

Dua ibu muda, Mbak Haliyah dan Mbak Yayuk, punya semangat tersendiri. Haliyah datang bersama suaminya, Hanafi, yang bertugas momong sang anak saat ia sibuk belajar menyulam. Adapun Yayuk mengajak ibunya untuk membantu menunggui anaknya. Menurut keduanya, tinggal di tenda pengungsian terus-menerus membuat mereka jenuh dan mengantuk. Tak heran, mereka antusias menghadiri pelatihan sambil memboyong balita dan anggota keluarga lainnya.

Ternyata bukan cuma ibu-ibu, Pak Eko (65 tahun) juga bahkan datang ikut belajar menyulam. “Jenuh di pengungsian, saya suka ada kegiatan seperti ini,” kata Pak Eko, lugu.

Selain untuk mengisi waktu agar tidak jenuh dan bosan, kegiatan yang diselenggarakan Gemapalu dan ARM HA-IPB ini sekaligus memberikan dasar ketrampilan menyulam bagi para peserta. Harapannya, dalam setiap pertemuan ke depan, kelompok perempuan penyintas ini akan secara rutin membuat dan memproduksi aneka kerajinan tangan berbasis bahan lokal, khususnya pengolahan limbah pakaian bekas.

Tujuan akhirnya adalah dapat menghasilkan pendapatan bagi keluarga penyintas. Karena itulah pelatihan ini dilakukan secara berkelanjutan. Bukan hanya menyulam, rencananya Gemapalu dan ARM HA-IPB akan mendukung kegiatan pelatihan menjahit, membuat pola dan lain-lain.

Para perempuan tangguh ini sepakat bertemu kembali pekan depan dengan membawa hasil sulaman mereka yang belum selesai. Senyum mereka makin sumringah tatkala panitia membekali mereka masing-masing dengan satu tas peralatan menyulam.

Mereka bukan cuma bertemu menghilangkan jenuh. Mereka sesungguhnya tengah berjuang menyulam masa depan yang lebih baik. Mari kita bantu dengan doa dan dukungan semangat.

ARM HA-IPB
Bermartabat Menebar Manfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *