Wartapilihan.com, Suriah – Jumlah anak cacat, dibunuh atau direkrut untuk berperang dalam konflik Suriah telah meningkat tajam selama tahun lalu. Anak-anak berumur tujuh tahun dilaporkan berperan sebagai pejuang garis depan, penjaga penjara, pelaku bom bunuh diri, dan algojo.
Menurut laporan UNICEF, pelanggaran berat terhadap anak-anak Suriah berada pada tingkat tertinggi sejak perang dimulai pada tahun 2011. Setidaknya 652 anak tewas pada tahun 2016 – meningkat 20% pada tahun sebelumnya – dan 850 anak-anak direkrut untuk berperang.
Laporan UNICEF hanya menghitung jumlah cedera, kematian, dan rekrutmen. Angka sebenarnya bisa jadi jauh lebih tinggi.
“Situasi untuk anak-anak Suriah telah mencapai titik rendah,” kata Juliette Touma, juru bicara lokal UNICEF kepada Guardian, Senin (13/3).
“Tahun lalu menjadi tahun terburuk sejak krisis dimulai, anak-anak direkrut di usia dini, dipekerjakan di pos-pos pemeriksaan, dilatih untuk menggunakan senjata, menjadi penjaga penjara. Kami juga memiliki laporan pelecehan seksual terhadap perempuan oleh anak-anak di bawah umur, sehingga sangat suram.”
Kondisi keluarga dinilai memperburuk keadaan anak-anak Suriah, baik mereka yang berada di Suriah maupun perbatasan. Keluarga menempuh langkah-langkah ekstrem hanya untuk bertahan hidup, mendorong anak-anak ke pernikahan dini dan memperkerjakannya guna memenuhi kebutuhan finansial.
Menurut UNICEF, dua per tiga anak-anak berkeja untuk menghidupi keluarga mereka. Mereka melakoni pekerjaan-pekerjaan keras yang seharusnya itu dilakukan orang dewasa.
“Saya tidak tahu bagaimana membaca atau menulis – saya hanya tahu cara menggambar langit, laut dan matahari,” kata Fares, empat tahun, anak pengungsi Suriah yang tinggal di Lebanon sebagaimana dikutip dalam laporan.
“Aku menyajikan kacang-kacangan, jagung, hummus, pipa hookah, kentang dan biji. Aku sudah membersihkan toko dan dan menyajikan es krim untuk anak-anak. Aku tidak tahu bagaimana mengisi centongnya, tapi saya membantu [yang lain] melakukannya. Saya ingin meninggalkan rumah saya. Ini seperti sebuah penjara.”
Konflik telah memperburuk kondisi mental anak-anak Suriah. Lebih dari 70% anak-anak Suriah diwawancarai oleh Save the Children menunjukkan gejala stress pasca trauma. Laporan yang sama mengatakan bahwa 59% dari orang dewasa tahu anak-anak dan remaja telah direkrut ke dalam perang. Hampir setengah dari mereka tahu anak bekerja di pos pemeriksaan atau barak.
Reporter: Pizaro